Intip Kesiapan TNI Amankan Pemilu 2024, Petakan Daerah Rawan Bencana Sampai Konflik
“Jadi kita mengecek kesiapan yang harus dilakukan oleh prajurit tentunya didukung oleh perlengkapan yang memadai,” ujar Panglima TNI
Mulai mempersiapkan prajurit dan peralatan ketika dibutuhkan untuk daerah-daerah yang rawan terjadi bencana alam.
Intip Kesiapan TNI Amankan Pemilu 2024, Petakan Daerah Rawan Bencana Sampai Konflik
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto turun langsung memastikan kesiapan personelnya dalam mengamankan puncak hajatan pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 mendatang.
Salah satunya mulai mempersiapkan prajurit dan peralatan ketika dibutuhkan untuk daerah-daerah yang rawan terjadi bencana alam.
“Kita ketahui bahwa beberapa bencana alam di wilayah kita di situ pasukan TNI dan elemen masyarakat lainnya sudah melaksanakan perbantuan seperti di gunung merapi di NTT, kemudian bencana banjir di wilayah Medan dan Sumsel,” kata Agus saat apel pasukan, Kamis (1/ 2).
Selain personel, TNI setidaknya telah menyiapkan alutsista semisal kendaraan taktis mulai dari, dapur umum, water treatment (penyulingan air bersih), ambulans, dan beberapa alutsista lain untuk mendukung proses keamanan selama pemilu.
“Jadi kita mengecek kesiapan yang harus dilakukan oleh prajurit tentunya didukung oleh perlengkapan yang memadai,” ujarnya.
Bahkan tugas TNI, diungkap Agus juga membantu memastikan kelancaran dalam pendistribusian logistik pemilu.
Di mana, kerap kali mengalami kendala saat pengiriman ke daerah-daerah terpencil atau rawan bencana.
Bahkan telah disiapkan transportasi sampai dengan pesawat dan kapal, guna mengantisipasi apabila akses jalur darat tidak bisa dilalui akibat bencana alam tanah longsor.
“Kemarin ada masalah di Papua pada saat pendistribusian logistik pemilu terjadi longsor terjadi sehingga dibantu oleh pasukan TNI yang ada di sana. Sehingga logistik pemilu bisa tiba di tempat dalam keadaan aman," kata Agus.
Kemudian non alamnya, Agus juga menyiapkan para prajurit untuk bagaimana menghadapi terjadi konflik sosial, semisal demo yang mungkin terjadi di pusat-pusat kota.
“Jadi setiap wilayah itu punya mapping masing-masing. Contoh seperti di Jakarta mungkin konsidensinya konflik sosial yang kemungkinan akan timbul. Demikian juga dari kotama kotama lainnya,” tuturnya.
Meski demikian, Agus memastikan keterlibatan TNI dalam mengamankan aksi unjuk rasa adalah perbantuan kepada Polri. Dengan penebalan untuk mengatasi skala kerusuhan yang mungkin sangat tinggi.
“Jadi tidak semena-mena juga. Ada aturannya. Ya kita kan berada di belakang. Berada di belakang polisi. Nanti apabila skalanya tinggi kita bisa membantu polisi atas permintaan. Kita komunikasi terus,” tuturnya.
Adapun dalam pengamanan pemilu kali ini, Mabes TNI telah menyiapkan sebanyak 446.219 prajurit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Mereka akan mulai mengamankan mulai dari pendistribusian logistik sampai menjaga keamanan selama Pemilu.