PLN Renovasi Rumah Warga Ende NTT Pakai Abu Sisa Batu Bara PLTU,Biaya Hemat 40 Persen
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memanfaatkan Fly Ash Bottom Ash (FABA) atau abu sisa pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa untuk membedah rumah warga di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memanfaatkan Fly Ash Bottom Ash (FABA) atau abu sisa pembakaran batu bara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa untuk membedah rumah warga di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, Agustinus Jatmiko mengatakan, program bedah rumah di Ende ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan PLN. Perseroan tersebut pun menggelontarkan dana Rp 140 juta untuk membangun 7 unit rumah laik huni dengan tipe 35m2 bagi warga Ende.
-
Mengapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Siapa yang membangun PLTU Batang? PLTU Batang merupakan proyek dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta skala besar pertama dengan nilai investasi lebih dari USD 4 miliar.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Dimana PLTU Batang berada? PLTU Batang adalah pembangkit listrik tenaga uap ultra critical sebesar 2x1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
-
Apa yang digugat Nurul Ghufron ke PTUN? Dalam upaya gugatan yang diajukan oleh Ghufron yakni berkaitan dengan aturan Dewas KPK yang tidak bisa lagi mengenakan sanksi etik ketika pelanggaran etik yang dilaporkan ke sudah kedaluwarsa.
"Yang unik dari program ini adalah PLN memakai bahan baku pembangunan rumah tersebut menggunakan FABA sebagai salah satu prinsip circular economy," kata Jatmiko, demikian dikutip dari rilis pers PLN, Sabtu (11/9).
Jatmiko juga menuturkan, pemanfaatan FABA yang disulap jadi bata intelock untuk mendukung program bedah rumah ini dapat menghemat biaya hingga 40 persen. Bata interlock yang digunakan tersebut merupakan hasil olahan warga Ende yang mendapatkan pelatihan dari PLN.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari serangkaian pemanfaatan FABA yang dimulai dari training for trainer sejak Oktober 2020 lalu yang dilanjutkan MoU bersama stakeholder terkait.
"Salah satu tujuan dari pemanfaatan FABA yaitu untuk meningkatkan kompetensi generasi muda Indonesia dengan melibatkan kelompok masyarakat dalam dunia usaha penciptaan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat melalui pemanfaatan produk FABA seperti bata interlock, paving blok, dan bahan bangunan konstruksi," papar Jatmiko.
Dijelaskan juga oleh Jatmiko bahwa inovasi pemanfaatan FABA ini sudah berjalan sejak satu tahun. Dia pun berharap pemanfaatan FABA ini bisa memberikan dampak lebih kepada masyarakat.
"Semoga dengan pemanfaatan produk FABA ini tercipta kehidupan masyarakat yang lebih baik dan dinikmati masyarakat lebih banyak," tutur Jatmiko.
Adapun apreasi dari Bupati Ende Djafar H. Achmad, terhadap program yang diberi nama Bedah Rumah tersebut. Djafar mengatakan, inovasi pemanfaatan FABA untuk pemberdayaan daerah menumbuhkan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dalam pengelolaan FABA dalam menciptakan lapangan kerja baru dan ini sejalan dengan salah satu program unggulan Pemda Ende yang selaras yaitu, Sustainable Development Goals (SDGs).
"Kabupaten Ende siap untuk menjadi pilot project nasional dan bersinergi dengan daerah-daerah lain dalam pengembangan inovasi tersebut. Terima kasih atas semangat dan kerja keras PLN untuk terus memberi manfaat lebih lagi, dari aktivitas pelayanan dalam memastikan ketersediaan listrik bagi masyarakat di tengah pandemi," ujarnya.
Sambut Pemanfaatan FABA
Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota menyampaikan, dukungannya atas langkah PLN dalam pemanfaatan FABA dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
"Saya berpikir ini aksi kemanusiaan dan suatu yang mulia. Saya menyatakan dukungan saya sebagai pimpinan umat dan mendukung bagi masyarakat kurang mampu dengan memanfaatkan produk FABA untuk jangka panjang."
Apresiasi terhadap PLN juga diberikan oleh salah satu penerima manfaat FABA, Maria Theresia Sensi Warga Bhoanawa, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, NTT yang berprofesi sebagai guru honorer SD Inpres Bhoanawa 1.
"Hari ini saya terharu karena mendapatkan bantuan bedah rumah yang dibangun dari awal oleh PLN dan keuskupan Agung yang terus mendukung, semoga kedepannya ada lagi yang merasakan hal yang sama seperti saya. Terima kasih PLN," tutur Sensi.
Reporter: Natasha Khairunisa Amani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)