Potensi Pasar Olahan Rumput Laut Tembus Rp193 Triliun, Kemenperin: Industri Harus Lebih Adaptif
Menurut Putu, pengembangan dan inovasi produk diharapkan dapat mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk potensial tersebut.
Hal itu didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah dan peluang untuk pengembangan berbagai produk turunan yang bernilai tambah tinggi.
Potensi Pasar Olahan Rumput Laut Tembus Rp193 Triliun, Kemenperin: Industri Harus Lebih Adaptif
Potensi Pasar Olahan Rumput Laut Tembus Rp193 Triliun, Kemenperin: Industri Harus Lebih Adaptif
- PNM Dorong Ekonomi Perbatasan Bangkit Lewat Inovasi Rumput Laut di Sebatik
- Pemerintah Dukung Revitalisasi Industri Pupuk: Kalau Efisien, Harga Pokok Produksi Turun
- Kemenperin Pasang Target Transaksi Rp15 Miliar dari Rumput Laut, Begini Caranya
- Pemerintah Siapkan Program Restruktursasi Mesin untuk Industri Pengolahan Rumput Laut Dalam Negeri
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika menyebut industri pengolahan rumput laut memiliki prospek bisnis yang menjanjikan.
Hal itu didukung oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah dan peluang untuk pengembangan berbagai produk turunan yang bernilai tambah tinggi.
"Sebagai negara penghasil budi daya rumput laut terbesar ke-2 di dunia, Indonesia merupakan tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut mulai dari proses budi daya sampai dengan proses hilirisasi," kata Putu dalam acara Business Matching Industri Pengelolaan Rumput Laut dengan Industri Pengguna, Selasa (25/6).
Dalam 10 tahun terakhir, Putu mencatat Indonesia masih mendominasi ekspor rumput laut kering, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Tetapi belum terlihat pertumbuhan yang signifikan untuk ekspor produk-produk hilir yang lebih memiliki nilai tambah.
"Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar," imbuh Putu.
Selain itu, dalam The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar USD11,8 miliar atau Rp193 triliun (kurs Rp16.376) yaitu produk biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil.
Menurut Putu, pengembangan dan inovasi produk diharapkan dapat mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk potensial tersebut.
"Untuk meningkatkan daya saing dan optimalisasi hilirisasi industri rumput laut dalam negeri, saat ini Kemenperin bersinergi dengan berbagai K/L melalui afirmasi program dan kebijakan sesuai arahan Presiden dalam rangka percepatan hilirisasi industri rumput laut nasional," ucap dia.
Sehingga, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara indstri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.
Diketahui, sebesar 66,61 persen produk ekspor rumput laut Indonesia didominasi oleh rumput laut kering, sementara rumput laut olahan seperti karagenan dan agar-agar masih sebesar 33,39 persen, kata Putu.
Di mana, pada tahun 2023, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah. Selama ini pemanfaatan olahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman sebesar 77 persen, sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya hanya sebesar 23 persen.