Pemerintah Siap Penuhi Kebutuhan Pupuk Dalam Negeri Lewat Rumput Laut
Targetnya, pada tahun 2029 akan ada 20 pabrik biofertilizer dengan kapasitas produksi mencapai 920 ribu ton per tahun.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara produsen udang terbesar di dunia, namun ironisnya, limbah hasil pengolahannya masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, limbah kulit udang memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti kitin kitosan, bahan baku yang banyak digunakan dalam industri kosmetik dan kesehatan.
Melihat peluang tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya, menyampaikan rencana besar pemerintah dalam mengembangkan ekosistem pengolahan limbah udang ini.
Dalam Konferensi Pers Capaian Akhir Tahun KKP 2024 Edisi 1 yang digelar di Media Center KKP, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistiyo, menyampaikan rencana besar pemerintah dalam mengembangkan ekosistem pengolahan limbah udang.
“Selama ini masih impor. Sementara kita punya limbah dari pengolahan udang yang belum termanfaatkan. UPI yang ada sekarang itu baru ada lima,” ungkap Budi.
Sementara itu, Indonesia memiliki potensi sebanyak 321 Unit Pengolahan Ikan (UPI) udang dengan potensi bahan baku limbah mencapai 148.441 ton. Dari potensi tersebut, pasar kitin kitosan dalam negeri diperkirakan mencapai 3.164 ton, atau setara dengan 50 persen dari kebutuhan substitusi impor.
Upaya Pembangunan Ekosistem
Budi menjelaskan bahwa untuk merealisasikan pemanfaatan limbah udang ini, KKP tengah berdiskusi dengan para ahli dan pelaku usaha guna menyusun tata kelola yang tepat. Diskusi ini melibatkan sentra-sentra pengolahan udang di wilayah timur dan barat Indonesia untuk mengidentifikasi potensi bahan baku, mekanisme pengangkutan limbah, hingga kapasitas industri yang diperlukan.
"Kami sedang berdiskusi dengan para ahli dan para pelaku usaha terkait bagaimana salah satu masukan dari mereka, bagaimana nanti tata kelola untuk bahan baku, karena bahan baku itu didapat dari hasil olahan.
Namun, jika investor atau pelaku usaha belum masuk, Budi menekankan pentingnya stimulus dari pemerintah untuk mempermudah proses pembangunan ekosistem tersebut.
“Yang pasti dan yang jelas kami akan mendampingi dari standarnya kami akan mendampingi dari perizinannya,” tambahnya.
Pemanfaatan Rumput Laut untuk Pupuk
Selain limbah udang, KKP juga fokus pada pengolahan rumput laut menjadi biofertilizer. Targetnya, pada tahun 2029 akan ada 20 pabrik biofertilizer dengan kapasitas produksi mencapai 920 ribu ton per tahun.
Produk ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pupuk di dalam negeri, sekaligus meningkatkan nilai tambah rumput laut sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia.
“Kalau kita lihat dari total kebutuhan pupuk nasional sekitar 13 juta dan sudah terpenuhi nasional sebanyak 6,5 juta. Maka ini menjadi satu kesempatan untuk mendapatkan penguatan untuk kebutuhan pupuk nasional,” kata Budi.
Reporter Magang: Thalita Dewanty