Presiden Jokowi resmikan megaproyek migas senilai Rp 78,3 triliun
"Percepatan pembangunan infrastruktur energi merupakan kunci utama bagi terciptanya kemandirian energi di masa kini."
Presiden Joko WIdodo meresmikan megaproyek migas yang berada di kilang LNG Donggi Senoro, Sulawesi Tengah. Total investasi dari seluruh mega proyek yang diresmikan mencapai USD 5,8 miliar atau setara dengan Rp 78,3 triliun.
Proyek-proyek yang diresmikan adalah Central Processing Plant yang dikelola oleh Join Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi dengan nilai investasi sebesar USD 1,2 miliar. Kemudian, Blok Matindok akan memiliki dua Central Processing Plant, yaitu CPP Donggi dan CPP Matindok dengan kapasitas total 105 MMSCFD dan menyerap investasi sebesar USD 0,8 miliar.
-
Kenapa Presiden Jokowi mendukung Timnas Indonesia? Dalam unggahan yang sama, Jokowi menyisipkan doa dan harapan agar Timnas Indonesia mampu melaju hingga ke babak berikutnya. “Selangkah lagi untuk melaju ke fase kualifikasi babak ketiga Piala Dunia 2026, Teruslah berjuang dengan penuh semangat” ungkapnya.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
Selain itu, Jokowi juga meresmikan Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas 2,1 million ton per annum (MTPA) dengan investasi senilai USD 2,8 miliar. Investasi kilang tersebut telah menjadi kunci bagi upaya pengembangan dan monetisasi cadangan gas yang 30 tahun belum dikembangkan di Sulawesi Tengah.
Kilang LNG Donggi Senoro yang dikelola oleh PT Donggi Senoro LNG tersebut merupakan kilang LNG yang dibangun dengan model hilir pertama di Indonesia. Proyek ini merupakan proyek kilang LNG pertama di Indonesia yang melibatkan perusahaan-perusahaan Asia, yaitu PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional Tbk, Mitsubishi Corporation, Korea Gas Corporation (KOGAS).
Selanjutnya, sebagai bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan domestik, JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi telah berkomitmen menyalurkan gas sebanyak 55 MMSCFD untuk pabrik amoniak berkapasitas 700.000 ton per tahun, yang akan dikelola oleh PT Panca Amara Utama. Pabrik amoniak tersebut memulai groundbreaking dan diperkirakan akan menyerap investasi sebesar USD 800 juta.
Dari proyek-proyek gas tersebut, potensi penerimaan negara selama 13 tahun mendatang diproyeksikan mencapai USD 7,02 miliar. Total gas yang akan tersalurkan kepada konsumen, baik untuk kilang LNG, pabrik amoniak, dan pembangkit listrik sekitar 415 MMSCFD dan membuka lapangan kerja hingga 10.000 tenaga kerja.
Selain proyek-proyek di Sulawesi Tengah tersebut, Presiden juga meresmikan Lapangan GG PHE Offshore North West Java yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lapangan GG telah memiliki fasilitas satu anjungan lepas pantai tanpa awak, pemboran 3 sumur gas, pipa bawah laut sepanjang 35 km, dan onshore processing facility Balongan dengan total investasi sekitar USD 150 juta.
Lapangan GG mulai onstream dengan kapasitas produksi 31 MMSCFD dan 150 barel kondensat per hari. Gas dari lapangan tersebut dipasok untuk Kilang Pertamina Balongan, Kilang LPG Pertamina Mundu, dan PLN Sunyaragi.
Presiden Jokowi mengatakan megaproyek tersebut sejalan komitmen pemerintah untuk memperkuat infrastruktur energi nasional, mengoptimalkan pemanfaatan gas untuk pemenuhan kemandirian energi dan menciptakan nilai tambah di dalam negeri. Dengan total investasi yang mencapai USD 5,8 miliar ini menunjukkan kepercayaan dan minat pelaku usaha yang tinggi untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di sektor energi.
"Percepatan pembangunan infrastruktur energi merupakan kunci utama bagi terciptanya kemandirian energi di masa kini dan yang akan datang. Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pertamina dan para mitranya yang telah menggagas dan merealisasikan megaproyek ini," ujar Jokowi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (2/8).
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan megaproyek tersebut merupakan komitmen Pertamina dan mitra-mitranya untuk terus berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.
"Tidak sekadar sebagai sumber penerimaan negara, tetapi juga menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat melalui multiplier efek yang ditimbulkan dari proyek-proyek ini," kata Dwi.
(mdk/idr)