Presiden tahu konsekuensi reshuffle saat ekonomi bergejolak
"Pak Jokowi yang ambil keputusan untuk ambil risiko ini karena beliau yang tanggung jawab," ujar Sofyan.
Siang ini, Presiden Joko Widodo resmi melantik para pejabat baru di sejumlah kementerian. Presiden memutuskan merombak para menteri di tengah gejolak ekonomi Indonesia.
Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi, Sofyan Wanandi, menyadari bahwa kondisi perekonomian global dan dalam negeri sedang bergolak. Tentu ada risiko yang akan muncul dari reshuffle menteri-menteri ekonomi dalam Kabinet Kerja. Namun, Sofyan yakin Presiden Jokowi sudah mengukur besaran risikonya.
"Memang susah kita nilai ini, tapi Pak Jokowi yang ambil keputusan untuk ambil risiko ini karena beliau yang tanggung jawab. Saya pikir kasih kesempatan dulu, kalau kita menjudge tiba-tiba kalau makin jelek tentu kita khawatir kan," ucap Sofyan di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (12/8).
Secara khusus, Sofyan menilai langkah pemerintah menggeser Sofyan Djalil menjadi menteri perencanaan pembangunan nasional untuk mempercepat proses pembangunan nasional.
Sosok Sofyan Djalil, menurutnya, sudah paham cara berkoordinasi dengan kementerian koordinator perekonomian. Sosok Sofyan Djalil pun dianggap sudah banyak terlibat dalam proses perencanaan pembangunan.
"Pak Sofyan ini sudah terlibat dalam semua koordinasi Menko itu bahwa dia bisa. Menurut saya juga orang yang cukup tepat di sana untuk bisa dan berhubungan banyak sekali dengan proyek-proyek. Kan kita masih satuan 3 itu sekarang mentok kepada Bappenas dan juga kerja sama dengan mengatur seluruh pembangunan Indonesia ini kan antara Bappenas dan Menteri Keuangan," papar Sofyan.
Sofyan menambahkan, sebelumnya koordinasi antara Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Bappenas tidak berjalan mulus. Tugas Sofyan Djalil ke depan adalah memuluskan proses koordinasi antar kementerian agar proyek-proyek pembangunan bisa berjalan.