Produksi Migas Indonesia Catatkan Tren Penurunan Sejak 2010
Produksi minyak dan gas Indonesia tercatat mengalami tren penurunan sejak 2010 hingga 2020. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, lifting minyak turun dari 954 ribu barel per hari pada 2010 menjadi 707 ribu barel per hari pada 2020.
Produksi minyak dan gas Indonesia tercatat mengalami tren penurunan sejak 2010 hingga 2020. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, lifting minyak turun dari 954 ribu barel per hari pada 2010 menjadi 707 ribu barel per hari pada 2020.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, untuk lifting gas turun dari 1,328 juta BOEPD pada 2010 menjadi 983 ribu barel minyak per hari pada 2020.
-
Kenapa bakwan sering menyerap minyak? Jika api kurang besar, bakwan akan menyerap minyak lebih banyak karena panas yang dihasilkan tidak mencukupi secara optimal.
-
Apa yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak? “Taburkan tepung pada minyak yang tumpah. Jenis tepungnya bisa apa saja.” tulisnya dalam video itu. Namun, pada video tersebut @itsmenuf terlihat memakai tepung beras.
-
Di mana letak Kelenteng Kong Fuk Miau? Kelenteng Kong Fuk Miau, berdiri berdampingan dengan Masjid Jami dan menjadi satu-satunya kelenteng Tionghoa di Kota Muntok.
-
Kapan minyak goreng akan membeku? Minyak goreng yang membeku biasanya terjadi pada saat berada pada suhu ruang yang lebih dingin, yaitu di bawah 24 derajat celcius.
-
Kenapa Kwetiau kering perlu diolesi minyak? Rebus kwetiau kering dalam air mendidih hingga lunak. Angkat dan tiriskan, lalu oleskan sedikit minyak agar tidak saling menempel. Sisihkan.
-
Kenapa cukai minuman berpemanis penting? "Cukai MBDK adalah bagian integral dari upaya tersebut yang diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi gula berlebih dan mencegah peningkatan prevalensi PTM di masa depan," tambah Indah.
"Lifting migas kita lihat sejak 2010 kecenderungannya menurun, di mana kita lihat lifting minyak pada 2019 sebesar 746 ribu barel per hari, lalu di 2020 sebesar 707 ribu barel per hari, dan 2021 kita harap tidak lebih rendah dari 705 ribu barel per hari," jelas Isa kepada anggota Komisi VII.
Sementara sejak 2019, lifting gas menurun dari 1,057 juta BOEPD menjadi 983 ribu barel per hari di tahun 2020. Diharapkan, tahun 2021, lifting gas naik menjadi 1,007 juta BOEPD.
Penyebab Penurunan Lifting
Isa menjelaskan, penuruan lifting migas utamanya disebabkan karena lifting masih mengandalkan sumur-sumur tua yang mengalami penurunan kapasitas secara alamiah. Sementara, lifting gas turun disebabkan karena penyerapan end buyer yang rendah.
Penurunan tahun 2020 juga dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19. "Nampaknya, seiring dengan naiknya tren penggunaan energi baru terbarukan, dalam jangka panjang kita tidak bisa berharap ini (lifting migas) akan naik terus menerus," ujar Isa.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)