Proyek PLTU Lontar Bernilai Rp 1,43 Triliun Siap Beroperasi September 2019
Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar dengan kapasitas 315 MW sudah mencapai 86 persen. PLTU Lontar rencananya bisa beroperasi pada September 2019. Jika selesai, PLTU ini bisa memperkuat kapasitas listrik Jawa-Bali dan menghemat pengeluaran PLN.
Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar dengan kapasitas 315 MW sudah mencapai 86 persen. PLTU Lontar rencananya bisa beroperasi pada September 2019. Jika selesai, PLTU ini bisa memperkuat kapasitas listrik Jawa-Bali dan menghemat pengeluaran PLN.
"Salah satu kegiatan yang penting yaitu pelaksanaan boiler hydrotest telah dilakukan pada bulan ini sehingga diharapkan pada tahun ini diharapkan bisa beroperasi dan menambah kapasitas listrik di Jawa dan Bali dengan baik," ucap GM PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB), Ratnasari Sjamsuddin, pada press briefing di PLTU Lontar, Balaraja, Jumat (29/3).
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Mengapa PLN menjadikan keberlanjutan sebagai faktor penting? “Di tengah tugas mengemban agenda transisi energi, implementasi sustainability menjadi faktor yang sangat penting bagi PLN. Sustainability merupakan perencanaan jangka panjang yang perlu disiapkan secara sistematis, dari mulai cara mengukur, delivery, hingga memonitor melalui platform digital,” ucap Darmawan.
Sisa 14 persennya hanyalah pemasangan sisa-sisa peralatan penunjang yang juga sudah disediakan. Nantinya, proyek strategis ini ditujukan mendukung listrik berbagai industri di Banten, sehingga masalah kecukupan listrik tak lagi menjadi masalah.
Proyek PLTU ini melibatkan tiga konsorsium yaitu Sumitomo Corporation, Black & Veatch International Company, dan PT Satyamitra Suray Perkasa dengan tanggal kontrak 17 September 2015. Nilai kontraknya sebesar Rp 1,43 triliun dan pinjaman dari Japan Bank for International Corporation (JBIC). PLTU Lontar ini adalah ekspansi dari tiga unit eksisting 315 MW.
Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto WS, menyebut bila semua unitnya beroperasi maka bisa menyerap 1,5 juta ton batubara tiap tahun yang umumnya dipasok dari daerah Kalimantan.
"Proyek ini sangat strategis karena akan menambah kapasitas listrik Jawa-Bali, akan memperkuat sistem kelistrikan Jakarta dan Banten, akan mengurangkan biaya produksi, kemudian akan mengurangkan subsidi, dan akan meningkatkan keandalan PLN yang ada di Jakarta-Banten," ujar Haryanto.
Sejauh ini, PLTU Lontar menyerap 2.000 orang tenaga lokal dan hanya 40 orang tenaga asing. "Tenaga asing cuman 2 persen saja," ujar Haryanto.
Haryanto juga memastikan PLTU ini akan mengurangi biaya listrik jadi lebih murah dan kompetitif dengan negara-negara tetangga, sementara untuk masalah polusi akibat batu bara, Haryanto menyebut batu bara ini sudah dibatasi di Jawa dan PLN memiliki teknologi untuk meminimalkan polusi.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Idrus Marham Jalani Sidang Keterangan Terdakwa
Berkostum Orangutan, Walhi Tolak PLTA Batangtoru di Depan Konjen China
LIPI Usul Pemberian Sanksi untuk PLTU Hasilkan Karbon Tinggi
KPK Kembali Periksa Johannes Kotjo Terkait Suap PLTU Riau
Pembangunan PLTU Cilacap Serap 5 Juta Tenaga Kerja
Jokowi Ingin Listrik Tak Bergantung pada Bahan Bakar Fosil
Jokowi Harap PLTU Cilacap Tambah Pasokan Listrik di Pulau Jawa