PT PP Rampungkan Pembangunan Konstruksi Maritime Tower Senilai Rp706 Miliar
Proyek pembangunan Maritime Tower yang berlokasi di Jakarta ini ditargetkan dapat selesai pada bulan Kuartal III tahun 2021.
PT PP (Persero) Tbk melakukan proses topping off (pemasangan atau penutupan atap bangunan sebagai tanda berakhirnya proses konstruksi) pembangunan proyek Maritime Tower bernilai kontrak Rp706 miliar.
"Ini merupakan tonggak penting dari sebuah tahapan pembangunan bangunan tinggi di mana pekerjaan struktur utama telah diselesaikan dengan baik tanpa adanya kecelakaan," kata Direktur Operasi 1 PT PP (Persero) Anton Satyo di Jakarta, Jumat (21/5).
-
Bagaimana Pramono Anung berencana untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Jakarta? "Itulah yang kita perbaiki, jadi kita memperbaiki dari hal kecil, yang baik-baik yang sudah dilakukan oleh para gubernur. Jadi tujuan saya adalah mempersatukan peninggalan para gubernur yang baik-baik ini," ucap dia.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Siapa yang Pramono Anung puji terkait pembangunan jalur sepeda di Jakarta? Pramono menyanjung jalur sepeda yang dibangun pada era kepimpinan Anies Baswedan. Namun, kata dia, masih perlu disempurnakan karena belum sepenuhnya dirasakan pengguna sepeda. Terlebih, juga tak sedikit pemotor yang menggunakan jalur sepeda. "Sebenarnya bagus, tapi belum tuntas. Nah yang begitu dibenahi," ucap dia.
-
Dimana Gubernur Andi Sudirman meninjau pembangunan jembatan? Gubernur melihat langsung pembangunan jembatan yang sedang tahap penggalian pondasi.
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Kapan Kota Tua Jakarta dibangun? Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Kemudian di tahun 1619, VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen, Jayakarta pun dihancurkan. Setahun kemudian, kota baru bernama Batavia dibangun oleh VOC untuk menghormati Batavieren, yaitu leluhur bangsa Belanda.
Proyek pembangunan Maritime Tower yang berlokasi di Jakarta ini ditargetkan dapat selesai pada bulan Kuartal III tahun 2021.
Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh Perseroan, antara lain pekerjaan perencanaan, perizinan, persiapan, pekerjaan landscape, pekerjaan struktur, pekerjaan baja, pekerjaan arsitektur, pekerjaan Mechanical, Electrical & Plumbing (MEP).
Proyek pembangunan Maritime Tower ini terdiri dari 1 lantai basement, 6 lantai komersial & parkir, dan 24 lantai tower. Sampai dengan awal Mei 2021, progres pembangunan proyek Martime Tower telah mencapai 78,31 persen.
Bangunan ini juga memenuhi standar green building yang telah disertifikasi oleh lembaga Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan peringkat Gold.
Bentuk bangunan Maritime Tower memiliki konsep transformasi seperti bentuk kapal phinisi yang menjadi ciri khas tersendiri di lingkungan perkantoran dan komersial di Jakarta Utara.
Inovasi
Pembangunan proyek Maritime Tower ini menggunakan inovasi Dinding Penahan Tanah (DPT) Berlin Wall yang terbuat dari baja IWF 250.125 dan dikombinasikan dengan hollow 50.50 yang berfungsi sebagai rangka perkuatan yang menopang panel beton.
Metode DPT ini dilakukan untuk melindungi galian di area GWT/STP dengan material-material alternatif selain sheet pile baja/beton dengan harapan, pemasangannya tidak menimbulkan getaran yang dapat mengganggu warga sekitar.
Pembuatan DPT ini dapat meningkatkan biaya efisiensi sekitar 50 persen dari penggunaan sheet pile baja. Pelaksanaan proyek ini mengimplementasikan BIM dan mengedepankan performance quality serta performance HSE dalam setiap proses pembangunannya.
Dikatakan, dengan tantangan atas situasi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia salah satunya di Indonesia, perseroan sebagai salah satu perusahaan kontraktor terbaik terus menerapkan dan meningkatkan protokol kesehatan yang ketat untuk setiap proses pelaksanaan proyeknya.
Dengan penerapan protokol kesehatan yang baik dan ketat, perseroan membuktikan bahwa proyek yang dikerjakan masih bisa berjalan dengan baik dan normal.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)