Rektor IPB: Lahan luar biasa luas, tapi Indonesia diserbu buah impor
Nilai ekspor buah asal Indonesia lebih kecil dibanding buah yang diimpor.
Rektor Institute Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto mengaku prihatin dengan potensi lahan Indonesia yang luas namun tidak sebanding dengan produksinya terutama untuk komoditas buah-buahan. Dampaknya, Indonesia harus impor buah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ironinya lagi, nilai ekspor buah asal Indonesia lebih kecil dibanding buah yang diimpor.
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Dari mana ekspor sejumlah komoditas pertanian dilepas? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
"Saya punya keprihatinan dengan banyak buah impor, padahal lahan luar biasa luas. Itu karena petani tanam buah tersebar, beli (bibit) pohonnya dari toko buah di mana tidak diketahui, nggak tahu asal-usul bibit," ujar Herry di Auditorium D Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (9/5).
Ketidaktahuan petani terhadap bibit membuat kualitas produksi mereka menjadi tidak merata. Produktivitas menjadi menurun dan buah di Tanah Air tidak mampu bersaing dengan buah dari negeri orang.
"Karena tidak tahu asal-usul bibit unggul, ditunggu bertahun-tahun ternyata produktivitas dan kualitasnya nggak bagus. Karena kualitas tidak seragam sulit buat penetrasi buat pasar dalam maupun ekspor," kata dia.
Baca juga:
5 Alat perang Indonesia laku keras di dunia
Wapres JK lepas ekspor perdana kapal perang RI pesanan Filipina
Produk pakaian asal Bali laris manis di Amerika serikat
Pembatasan kuota impor rawan praktik rente
Menperin minta Indonesia tak lagi ekspor sumber energi
Dolar masih perkasa, BI kesulitan dorong penggunaan renminbi
Anak usaha Sinar Mas incar penjualan tisu soft pack ke Jepang