Resep Bos Sido Muncul Miliki Harta Rp 21,8 Triliun: Hoki!
Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, tercatat sebagai orang terkaya Indonesia ke-17 versi Forbes pada 2020. Kekayaan Irwan pada tahun lalu meningkat 41 persen menjadi USD 1,55 miliar, atau sekitar Rp 21,8 triliun berkat penjualan obat herbal dan jamu di tengah pandemi Covid-19.
Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, tercatat sebagai orang terkaya Indonesia ke-17 versi Forbes pada 2020. Kekayaan Irwan pada tahun lalu meningkat 41 persen menjadi USD 1,55 miliar, atau sekitar Rp 21,8 triliun berkat penjualan obat herbal dan jamu di tengah pandemi Covid-19.
Namun demikian, cucu dari pendiri Sido Muncul ini coba merendah dengan mengaku kekayaan yang didapatnya hanya bermodalkan hoki semata. "Hidup saya cuman berdasarkan feeling sama percaya sama hoki aja," kata Irwan dalam diskusi virtual Marketeers Hangout 2021, Kamis (25/2).
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Apa kunci sukses dalam hidup? Kamu adalah kesuksesan sejati jika kamu dapat mempercayai diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan menjadi diri sendiri.
-
Apa yang bisa dilakukan untuk menjadi orang sukses? Orang yang sukses cenderung berpandangan positif terhadap segala hal.
-
Siapa yang bisa sukses? "Jika kamu yakin bisa, maka kamu benar-benar bisa melakukannya. Jika kamu yakin tidak bisa, maka jadi seperti itulah kamu. Persepsimu adalah realitamu."
-
Mengapa ucapan selamat wisuda penting? Ucapan selamat wisuda penting untuk diketahui sebagai bentuk apresiasi terhadap keluarga dan sahabat.
-
Siapa yang berpendapat bahwa tindakan adalah kunci sukses? Words can inspire, thoughts can provoke, but only action truly brings you closer to your dreams. (Kata-kata bisa menginspirasi, pikiran bisa memancing, tetapi hanya tindakan yang benar-benar membuatmu lebih dekat dengan impianmu)
Menurut dia, dirinya bisa jadi orang tajir karena hoki bisa menjalankan bisnis yang cocok dengan pasar Indonesia. Padahal, dia mengaku hanya kerja bolak-balik Semarang-Yogyakarta saja, tempat di mana kantor Sido Muncul berpusat.
"Karena saya ini sebagai penikmat usaha. Jadi saya bukan pengusaha saja, tapi penikmat usaha. Jadi hoki," ujar Irwan.
Irwan mengatakan, dirinya beserta adik-adik juga hanya meneruskan usaha dari neneknya yang telah berjualan jamu sejak era akhir Kolonial Belanda. Dia juga enggan berinvestasi untuk lini bisnis baru di luar perhitungannya.
"Coba kalau sekarang 5 tahun yang lalu saya bisnisnya misalnya investasi Rp 3-4 triliun, uangnya Rp 2,5 triliun, kurang Rp 1,5 triliun, utang. Ya sekarang bangkrut juga toh," tuturnya.
Dia pun menyimpulkan, jika pencapaian yang diraihnya saat ini 90 persen di antaranya itu keberuntungan semata-mata.
"Ya kalau tidak beruntung ya mungkin 10 persen, atau sepersepuluhnya lah. Sepersepuluh sudah enak saya hidupnya. Tiap hari mancing, jalan-jalan," pungkas Irwan.
Dari Omzet Rp 900.000, Kini Sido Muncul Rambah Pasar Eropa
Direktur Utama Sido Muncul, Irwan Hidayat bercerita mengenai perjalanan perusahaannya yang mengolah industri jamu dan herbal yang telah merambah pasar internasional. Awal mula perusahaan ini berdiri tahun 1970-an hanya mengandalkan omzet Rp 900.000 dan 5 orang karyawan.
Pada masa itu, Sido Muncul membulatkan tekat untuk memperkenalkan jamu dan herbal di masyarakat Indonesia. Irwan mengakui, perjalanan ini tidaklah mudah karena rata rata orang Indonesia menyukai jamu tanpa merek untuk dijadikan obat.
Tidak hanya itu, Sido Muncul juga harus bersaing dengan industri padat karya lainnya yang mengeluarkan produk yang sama. Hal ini sangat berdampak pada perusahaan di mana pertumbuhan penjualannya hanya 1,5 persen kala itu.
"Kita bandingkan tahun 1990 kita tumbuhnya masih hanya 1,5 persen, rata-rata orang Indonesia tidak mengerti tapi diminum (jamu)," ucap Irwan akhir pekan ini di Jakarta.
Namun demikian, usaha penjualan jamu dan herbal masih terus dilakukan. fakta berkata lain, jamu buatan Sido Muncul ternyata laku keras di luar negeri. Pesanan dari negara tetangga maupun Eropa terus masuk. Akhirnya, Sido Muncul bisa bertahan dan penjualan terus meningkat.
"Dulu tahun 1990 hingga 1992 kami berpikir bagaimana membuat industri jamu laku meski kecil. Sekarang malah bagus, semua jamu di ekspor ke mana-mana bahkan di impor negara maju, wisatawan banyak yang bawa tolak angin (jamu). Industri jamu itu akan 'sunrise' jadi industri," tegasnya.
Setidaknya, saat ini Sido Muncul sudah mengeluarkan 200 jenis produk jamu yang mempunyai pangsa pasar di negara Asean seperti Kuala Lumpur, Singapura, Hongkong, Australia, Nigeria, Arab Saudi, Yaman, Suriname, dan Eropa. Irwan juga menyebut, lewat jamu Indonesia bisa terkenal di luar negeri.
Irwan menyebut pangsa pasar jamu di Indonesia masih terbuka lebar karena masih banyak masyarakat yang belum terbiasa dengan jamu bermerek. Dia optimis perusahaannya akan terus maju ke depannya.
Menurut Irwan, berkat kerja keras semua pihak, kini perusahaannya mampu meraup keuntungan hingga Rp2,4 triliun pada tahun 2013 dan mempunyai 4.000 karyawan. Sido Muncul juga menjadi satu-satunya perusahaan jamu dan herbal yang telah melantai di bursa saham Indonesia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com