Revisi Turun, Menkeu Sebut Defisit APBN 2022 Diproyeksi 3,9 Persen
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 pada kisaran Rp 732 triliun atau 3,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 pada kisaran Rp 732 triliun atau 3,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebelumnya, pada rapat kerja bersama Banggar beberapa waktu lalu, Menkeu Sri Mulyani mengatakan defisit APBN 2022 diproyeksi di kisaran 4,5 persen.
"Defisit kita akan turun lebih dalam lagi dari yang tadinya setelah kami sampaikan di banggar. Sekarang kami memperkirakan akan di bawah 4 persen. Jadi ini drop ke Rp 732 triliun atau hanya 3,9 persen dari PDB," kata menkeu dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI dan Gubernur Bank Indonesia, dalam rangka Pembahasan Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II APBN TA 2022, Jumat (1/7).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
Menurutnya, defisit yang turun drastis menggambarkan APBN menjadi relatif lebih sehat dan kuat. Sehingga hal itu sesuai dengan strategi menghadapi kondisi yang sedang rentan, terutama di sektor keuangan dengan global dan kenaikan suku bunga.
Menkeu juga memperkirakan pada akhir 2022 pendapatan negara bisa mencapai Rp 2.436,9 triliun atau lebih 107,5 persen dari target Perpres 98 tahun 2022 sebelumnya yakni Rp 2.266,2 triliun. "Jadi Perpres sendiri sudah naik lebih dari Rp 400 triliun, ini masih akan tembus di atas itu yaitu 107,5 persen atau umbuh 21,2 persen," ujar menkeu.
Di mana, penerimaan pajak diprediksi bisa mencapai Rp 1.608 triliun atau lebih 108,3 persen dari target Perpres yang Rp 1.485 triliun. Angka ini ini sudah naik lebih tinggi dari APBN awal yang hanya Rp 1.265 triliun.
Selanjutnya, penerimaan Kepabeanan dan Cukai dalam hal ini diperkirakan mencapai di atas Rp 316,8 triliun atau tumbuh 17 persen, angka itu tentunya juga lebih tinggi dari target Perpres yaitu 105,9 persen sebesar Rp 299 triliun. "(Angka) ini sudah jauh lebih tinggi dari APBN awal," imbuhnya.
Demikian juga dengan PNBP, diperkirakan mencapai di atas Rp 510 triliun atau naik 11,4 persen sebesar Rp 106,1 triliun. Artinya, jauh lebih tinggi dari target Perpres yang hanya Rp 481,6 triliun.
Belanja Negara
Sementara, untuk belanja negara diperkirakan akan berjalan cukup baik. Perkiraannya belanja pemerintah pusat akan tumbuh 18,5 persen. Menurut Menkeu Sri Mulyani, belanja K/L barangkali mungkin masih akan mengalami tekanan meskipun pihaknya melakukan beberapa relaksasi untuk automatic adjustment.
Sementara, untuk belanja non K/L diprediksi mengalami lonjakan luar biasa sebesar 65 persen pertumbuhannya yaitu, mencapai Rp 1.337 triliun.
"Jadi total Belanja Negara Tahun ini diperkirakan mencapai Rp 3.169 triliun. Ini jauh-jauh lebih besar dari APBN awal yang hanya menganggarkan Rp 2.714 triliun. Jadi ini adalah cerita untuk tadi memberikan Selimut atau bantalan atau untuk masyarakat kita dari guncangan," ujarnya.
Sehingga, defisit akan mengalami penurunan sangat signifikan di bawah 4 persen dan pemulihan ekonomi, serta kinerja APBN yang baik akan menjadi bekal yang cukup baik bagi Indonesia dalam menghadapi guncangan global yang diperkirakan masih akan tinggi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)