Riset Danareksa: Investasi jadi Pilihan Sumber Pemasukan Saat Pandemi
Danareksa Research Institute mencatat bahwa investasi menjadi alternatif pemasukan dana bagi masyarakat selama adanya pandemi COVID-19. Selain sumber pemasukan, investasi dilakukan karena masyarakat kelebihan dana dan berharap imbal hasil besar.
Danareksa Research Institute mencatat bahwa investasi menjadi alternatif pemasukan dana bagi masyarakat selama adanya pandemi COVID-19. Selain sumber pemasukan, investasi dilakukan karena masyarakat kelebihan dana dan berharap imbal hasil besar.
"Sebanyak 33,33 persen responden beralasan memulai investasi ketika pandemi karena berharap itu menjadi alternatif pemasukan," demikian kutipan hasil riset Danareksa Research Institute dikutip dari Antara di Jakarta, Sabtu (17/7).
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara menghindari utang dalam tips keuangan? Hindari utang dalam tips keuangan dengan menjalani gaya hidup yang tidak bergantung pada pinjaman atau utang berlebihan. Selain itu, Anda bisa bijak dalam mengelola uang Anda. Hal ini dapat membantu kalian membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari jebakan investasi? Tak banyak yang tahu, jika investasi memang termasuk salah satu cara menjadi miliarder tanpa modal besar paling efektif. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati memilih instrumen investasi. Jangan mudah terjebak investasi spekulatif, yaitu jenis investasi dengan tawaran keuntungan terlalu besar dan cenderung tidak normal. Alih-alih untung, Anda justru berisiko terkena penipuan saat memilih instrumen investasi semacam ini.
-
Bagaimana cara memaksimalkan investasi untuk masa depan keuangan? Menjawab hal tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus melakukan inovasi dalam memenuhi kebutuhan nasabah BRI Prioritas lewat Wealth Management.
-
Bagaimana cara memastikan keamanan investasi dalam manajemen keuangan? Untuk memastikan keamanan investasi, yaitu, dana harus diinvestasikan dalam usaha yang aman sehingga tingkat pengembalian yang memadai dapat dicapai.
Tiga alasan tersebut menempati posisi teratas yang mendasari masyarakat memulai investasi saat pandemi dengan masing-masing 33,33 persen responden, 33,33 persen responden dan 30,56 persen.
Alasan lainnya adalah akses terhadap investasi lebih mudah, harga relatif rendah, hanya coba-coba, ikut teman dan mengisi waktu luang dengan masing-masing 25 persen responden, 25 persen responden, 22,22 persen responden, 16,67 persen responden dan 13,89 persen responden.
Riset ini juga menemukan bahwa emas menjadi instrumen investasi yang paling diminati masyarakat kemudian disusul oleh deposito, properti atau tanah, saham, reksadana, surat berharga, crypto, live stocks, valuta asing (valas), ETF dan DIRE.
Untuk saham, reksadana, dan cryptocurrency menjadi instrumen investasi dengan kepemilikan yang meningkat selama pandemi. Sedangkan kepemilikan surat berharga sebagian besar adalah surat berharga negara yakni sebanyak 74,88 persen.
Selanjutnya
Di sisi lain, riset mencatat frekuensi investasi cenderung menurun selama pandemi yakni terlihat dari hanya 6,41 persen responden menambah investasinya beberapa kali dalam sebulan dan 26,92 persen responden menambah investasi satu sampai tiga bulan sekali.
Kemudian 11,54 persen responden menambah investasi tiga sampai enam bulan sekali, 6,41 persen responden menambah investasi satu kali dalam setahun dan 48,72 persen responden menambah investasi jika ada kelebihan uang.
Sementara berdasarkan porsi investasi dari pendapatan bulanan selama pandemi tercatat 60,9 persen responden menginvestasikan 10 persen dari penghasilannya dan 23,72 persen responden menginvestasikan 10 sampai 25 persen pendapatan bulanannya.
Kemudian 7,05 persen responden menginvestasikan 25 sampai 35 persen penghasilannya, 6,41 persen responden menginvestasikan 35 sampai 50 persen pendapatan bulanan sedangkan 1,92 persen responden menginvestasikan lebih dari 50 persen pendapatannya.
Tak hanya itu, masyarakat juga menjual sebagian kecil investasi untuk menjadi dana darurat selama pandemi terutama dilakukan oleh masyarakat dengan pendapatannya yang menurun.
Selain menjual investasi menjadi dana darurat, hal itu turut dilakukan sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan, dialokasikan untuk produk investasi lainnya, dialokasikan ke tabungan, modal untuk usaha, membayar cicilan, maupun keperluan lainnya.
Riset pun menemukan bahwa masyarakat sangat khawatir dengan adanya potensi resesi ekonomi, perkembangan kasus COVID-19, dan stabilitas sektor keuangan yang akan mempengaruhi nilai investasi mereka.
(mdk/bim)