RUPST Intiland Development Putuskan Tak Bagi Dividen di 2021
Pada 2019, Perseroan juga absen bagikan dividen. Saat itu, manajemen Perseroan menjelaskan seluruh laba bersih yang diperoleh perseroan akan digunakan sebagai laba ditahan sebesar Rp249,4 miliar.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Intiland Development Tbk (DILD) menyepakati untuk tidak ada pembagian dividen untuk tahun buku 2020. Ini merupakan kali kedua emiten pengembang properti itu absen bagikan dividen secara berturut-turut.
"Mempertimbangkan kondisi dan tantangan yang dihadapi perusahaan ke depan, Perseroan mengalokasikan perolehan laba bersih sebesar Rp74,8 miliar sebagai laba ditahan dan sisanya sebesar Rp2 miliar sebagai cadangan wajib," ujar Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Development, Archied Noto Pradono, Selasa (22/6).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Apa yang terjadi di Pasar Setan? Konon, pasar ini terletak di salah satu sabana luas yang menjadi jalur pendakian, dimana beberapa pendaki telah mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Beberapa di antaranya melaporkan mendengar suara berisik dan keramaian yang mirip dengan suasana pasar, meskipun di jalur tersebut seharusnya sepi dengan hanya sabana luas dan tanah lapang.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
Pada 2019, Perseroan juga absen bagikan dividen. Saat itu, manajemen Perseroan menjelaskan seluruh laba bersih yang diperoleh perseroan akan digunakan sebagai laba ditahan sebesar Rp249,4 miliar.
Sepanjang 2020, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp2,9 triliun. Angka itu naik secara tipis secara tahunan dari Rp2,73 triliun pada 2019. Namun, sejalan dengan peningkatan itu, terjadi pula kenaikan beban pokok penjualan dan beban langsung sebesar Rp1,7 triliun pada 2020, dibandingkan Rp1,6 triliun pada 2019.
Dari raihan itu, Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp76,78 miliar.
Hingga kuartal pertama 2021, PT Intiland Development Tbk membukukan pendapatan usaha sebesar Rp550,5 miliar, turun dibandingkan pendapatan pada periode yang sama di 2020 sebesar Rp830,56 miliar.
Namun di sisi lain, Perseroan berhasil menekan beban penjualan menjadi Rp293,52 miliar dari kuartal I-2021 sebesar Rp482,67 miliar. Dari angka itu, Perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar RP747,29 miliar.
Marketing Sales
Archied menambahkan, Perseroan berhasil membukukan marketing sales Rp310 miliar pada kuartal I 2021, atau naik 166 persen dibandingkan perolehan kuartal I tahun 2020.
Jumlah tersebut belum termasuk kontribusi dari pendapatan berkelanjutan yang mencapai Rp 176 miliar yang berasal dari segmen properti investasi, seperti perkantoran sewa dan pengelolaan lapangan golf dan sarana olahraga.
"Penjualan dari segmen kawasan perumahan memberikan kontribusi terbesar senilai Rp 222 miliar atau 71,5 persen. Sisanya berasal dari penjualan dari segmen kawasan industri dengan kontribusi sebesar 19,2 persen dan mixed-use hanya 9,4 persen," ungkap Archied.
sumber: Liputan6.com