Saran Rizal Ramli kurangi tingginya utang luar negeri RI
Ekonom Rizal Ramli menyarankan pemerintah untuk mencari alternatif baru guna mengurangi porsi utang luar negeri Indonesia. Caranya, dengan Debt for Nature Swap yaitu pengalihan utang untuk membiayai konservasi hutan dan kekayaan hayati.
Ekonom Rizal Ramli menyarankan pemerintah untuk mencari alternatif baru guna mengurangi porsi utang luar negeri Indonesia. Caranya, dengan Debt for Nature Swap yaitu pengalihan utang untuk membiayai konservasi hutan dan kekayaan hayati.
"Hutan kita itu adalah paru-paru dunia. Dijaga untuk kepentingan warga seluruh dunia. Kita harus berani negosiasi untuk itu. Cara lainnya adalah dengan Loan Swap dan mekanisme Grants. Intinya, jangan hanya ikut maunya kreditor, tapi harus berani negosiasi," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta, Jumat (11/8).
Saat ini, pemerintah memprioritaskan pembayaran utang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab, pembayaran utang ini menjadi kemauan pada kreditor.
"Masalah kita kita adalah prioritas utama anggaran adalah masih untuk pembayaran utang. Itu adalah prioritas kreditor. Baru, kemudian pendidikan dan infrastruktur,"
Mantan Menko Maritim ini juga menambahkan tak sepadan membandingkan utang Indonesia dengan Amerika dan Jepang. Amerika, lanjutnya, hanya tinggal cetak mata uang dan jual ke luar negeri. Sementara Jepang, utangnya masih berbunga murah dan tidak bisa didikte kepentingan pemegang surat utang.
Menurutnya, indikator utang yang paling penting sebetulnya bukan persentase utang terhadap GDP, tetapi kemampuan bayar utang terhadap penerimaan dan ekspor. Sementara, posisi utang Indonesia terus naik, namun kemampuan bayar melemah.
"Tentu saja bukan sinyal ekonomi yang baik," pungkasnya.
-
Bagaimana Rizal Ramli mengatasi kesulitan keuangan selama kuliah di ITB? Ketika uangnya sudah terkumpul, Rizal Ramli kemudian kembali ke Bandung dan kemudian melunasi uang muka dan biaya kuliahnya di ITB, dan sisa tabungannya ia pakai untuk biaya keperluan sehari-harinya. Enam bulan kemudian, uang simpanannya habis. Rizal kemudian memutar otak untuk mencari biaya untuk makan dan kuliahnya. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang bagus, Rizal kemudian mencoba menjadi penerjemah artikel ilmiah untuk dosen dan mahasiswa. Ia dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan kuliahnya dengan menjadi penerjemah di bantu oleh teman-temannya.Selain menjadi penerjemah, Rizal Ramli juga menjadi pengajar untuk anak-anak ekspatriat yang ada di Bandung sehingga uang kuliahnya dapat selalu tercukupi.
-
Siapa Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Mengapa Rizal Ramli dijuluki "Rajawali Ngepret"? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
-
Siapa saingan utama Rizki Juniansyah? Shi Zhiyong dari China, yang tidak berhasil mendapatkan medali, adalah pesaing utama Rizki Juniansyah.
-
Apa profesi Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah dikenal sebagai seseorang yang tidak memiliki latar belakang militer. Ia adalah seorang warga sipil yang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta di Jakarta, serta aktif berpartisipasi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dikenal sebagai Resimen Mahasiswa (Menwa).
-
Apa yang dijual oleh Rizal untuk menghasilkan omzet Rp9 juta per hari? Kini, usaha lapapan dan sambal bakarnya bisa meraup omzet hingga Rp9 juta per hari.
Baca juga:
Mengapa pemerintah Jokowi tak bisa membangun tanpa utang asing?
Reaksi pemerintah soal utang Rp 3.706 T, tertawa hingga warisan 98
Menko Darmin: Jangan karena utang bertambah dianggap masalah besar
Enggan bayar utang Rp 49,5 miliar, wanita di China permak wajah
Menkeu sebut utang sebagai pilihan sekaligus strategi pemerintah
Bos BKPM: Utang tinggi tapi RI dapat laik investasi