SBY lengser, baru mobil listrik nasional bisa produksi massal
Ricky Elson, selaku perancang mobil listrik dalam negeri mengeluhkan kurangnya dukungan pemimpin nasional.
Di tengah tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), mobil listrik mungkin menjadi salah satu solusi alat transportasi masyarakat. Beberapa lembaga seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Menteri BUMN Dahlan Iskan gencar mempromosikan mobil listrik.
Namun demikian, Ricky Elson anggota Tim Putra Petir, para perancang mobil listrik yang dikumpulkan Dahlan Iskan , cukup pesimis.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
Dia sulit percaya Indonesia akan mampu produksi mobil listrik 100 persen dalam negeri dalam waktu dekat.
Dia menyebut saat ini Indonesia tidak siap dalam manufaktur produksi mobil listrik masal. Produksi masal mobil listrik berbeda dengan prototype yang dirakit satu per satu.
"Kita belum siap produksi masal dalam waktu dekat. Komponen kita tidak siap untuk industri manufaktur," ucap Ricky ketika ditemui merdeka.com di Monas, Jakarta, Minggu (22/12).
Selain itu, Ricky menyangsikan kebijakan pemerintah yang tidak mendukung sepenuhnya untuk produksi mobil listrik. Bahkan sambil tersenyum Ricky menyebut pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus diganti untuk produksi masal mobil listrik.
"Harus ada pemimpin yang pro ini, mungkin ada pengganti SBY dulu," tutupnya sambil tersenyum.
Sejauh ini, Ricky dan teman-temannya dari Tim Putra Petir baru membuat purwarupa mobil listrik dengan bentuk mirip Lamborghini bermerek Selo dan Gendis.
Kedua mobil listrik tersebut memiliki komponen yang sama, hanya saja perbedaan terletak pada power dan speed. Selo dengan konsep sport bisa melaju dengan hingga kecepatan 200 km/jam, sementara untuk Gendis hanya 140 km/jam.
Dari uji coba di beberapa daerah, misalnya Bandung dan Yogyakarta, baterai kedua mobil yang dirancang Tim Putra Petir itu mampu bertahan untuk enam jam pemakaian.
Sejauh ini, baru Kementerian Riset dan Teknologi yang secara tegas mendukung pengembangan Selo dan Gendis agar bisa diproduksi massal. Menristek Gusti Muhammad Hatta bulan lalu menyatakan bahwa pada 2015, pihaknya akan mengupayakan supaya mobil listrik buatan dalam negeri bisa mulai diproduksi untuk kepentingan selain uji coba.
"Nanti akan kita pakai di kementerian-kementerian terlebih dahulu," kata Gusti.
(mdk/ard)