Sebelum Pakistan, Presiden Guinea sudah tertarik pesawat buatan PTDI
"Saat ini 2 unit pesawat militer CN235 buatan kami telah beroperasi di Burkina Faso, serta 1 unit pesawat Cargo CN235 yang akan segera dikirimkan dan dioperasikan di Senegal," kata Dewan Komisaris PTDI dan Direktur Produksi, Arie Wibowo.
Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan, Jenderal Rashad Mahmood berkunjung ke pabrik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung kemarin, Rabu (21/9). Dalam kunjungan ini, Pakistan menyatakan ketertarikannya untuk membeli CN235-220 MSA/MPA/ASW (Maritime Surveillance/Maritime Patrol Aircraft/Anti Submarine Warfare) buatan anak bangsa.
Sebelum Pakistan, Presiden Republik Guinea, Alpha Conde sudah terlebih dulu menyampaikan minatnya terhadap pesawat buatan anak bangsa tersebut. Alpha Conde berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada Kamis, 4 Agustus 2016 lalu.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
Dikutip dari keterangan perusahaan, kunjungan pertama Presiden Guinea ke PTDI untuk melihat proses produksi pesawat terbang dan helikopter yang telah diproduksi dan dioperasikan di seluruh negara ASEAN, Guam, Venezuela, Turki, dan Uni Emirat Arab. Sedangkan negara Afrika yang telah membeli pesawat CN235-220 buatan PTDI yakni Burkina Faso dan Senegal.
"Saat ini 2 unit pesawat militer CN235 buatan kami telah beroperasi di Burkina Faso, serta 1 unit pesawat Cargo CN235 yang akan segera dikirimkan dan dioperasikan di Senegal," kata Dewan Komisaris PTDI dan Direktur Produksi, Arie Wibowo.
Presiden Guinea dan rombongan melihat proses produksi pesawat di hanggar produksi, dilanjutkan dengan peninjauan ke dalam pesawat CN235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) yang ada di depan hanggar Delivery Center PTDI.
Presiden Alpha Conde menuturkan kekagumannya pada Indonesia sebagai negara yang dulunya merupakan negara jajahan Belanda kini dapat memproduksi pesawat terbang seperti halnya negara-negara Barat. Ia pun berharap dapat mengikuti jejak Burkina Faso dan Senegal untuk membeli pesawat CN235.
"Kami harap setelah Burkina Faso dan Senegal, Guinea akan menjadi salah satu klien perusahaan ini," jelas Alpha Conde.
Presiden Guinea sangat antusias dengan menanyakan secara detail spesifikasi teknis, harga dan delivery time untuk CN235-220. Dan menyatakan terkagum dengan negara tetangga mereka yakni Senegal yang sudah membeli dan akan mendapatkan CN235 di tahun ini.
Pesawat CN235-220 memiliki keunggulan yakni:
1. Dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal.
2. Mampu mengangkut 49 penumpang termasuk pilot dan co-pilot dan merupakan pesawat multiguna untuk berbagai macam misi, seperti pesawat angkut penerjun, evakuasi medis, pesawat kargo, pesawat sipil maupun pesawat VIP dan VVIP.
3. Memiliki ramp door yang mampu membawa mobil di dalamnya.
4. Memiliki sistem avionik terbaru modern dan Full Glass Cockpit.
5. Multihop Capability Fuel Tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.
6. Quick Change Configuration, Retractable Landing Gear, High Wing Configuration.
7. Memiliki harga yang kompetitif dengan biaya perawatan yang murah.
Baca juga:
Pakistan kepincut pesawat CN235 buatan anak bangsa
Pesawat N250 gagal di zaman Soeharto, kini N219 segera diproduksi
PTDI berhasil ekspor 396 unit pesawat ke 11 negara
Pindah ke Majalengka, PT DI sebut bikin alutsista tetap di Bandung
PT DI bakal 'bedol desa' ke Majalengka