Sekelumit masalah saat Terminal 3 Ultimate 'dipaksakan' beroperasi
Pemerintah terlalu menggampangkan untuk membangun sebuah terminal di bandara tanpa melihat sisi pendukung.
Pengoperasian Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, mulai menuai masalah dan keluhan dari para penumpang. Padahal, terminal ini disebut paling megah dan sekelas dengan Bandara Changi, Singapura.
Ada beberapa masalah dan keluhan dari penumpang, semisal sekitar 12 jam setelah beroperasi sudah ada delay puluhan penerbangan Garuda Indonesia, satu-satunya maskapai yang baru beroperasi di terminal anyar itu. Belum lagi adanya gangguan listrik sehingga mengganggu pelayanan pemanduan lalu lintas udara untuk pergerakan dari dan menuju Terminal 3 Ultimate.
-
Apa fasilitas unik di Terminal 3 Bandara Changi yang menjadi daya tarik utama? Terminal 3 selesai dibangun pada Januari 2008, menambah kapasitas sekira 22 juta penumpang per tahun. Ini mengambil gaya yang sangat berbeda dari Terminal 1 dan 2 yang lebih tradisional, dengan struktur kaca yang besar. Desain Terminal 3 memanfaatkan cahaya internal alami secara ekstensif. Di sana terdapat "The Slide" tertinggi di dunia yang ditemukan di bandara.
-
Mengapa Terminal Kutoarjo dibangun? "Tempat naik turun juga harus representatif. Terminal ini dibangun agar penumpang mendapat tempat yang cukup nyaman untuk naik turun dari Kutoarjo," pungkas Joko, dikutip dari Jatengprov.go.id.
-
Kenapa Terminal Salatiga dianggap sebagai terminal terindah di Indonesia? Ini tak terlepas dari viewnya yang menghadap langsung ke kawasan pegunungan dan dataran tinggi. Belum lagi desain bangunannya yang dianggap futuristik, di mana gedungnya dibuat persegi dengan tiga lantai. Perpaduan plesteran halus di dinding belakang, dengan batuan alam di bangunan depan menjadikan terminal tersebut berbeda dan indah. Jembatan bercabang dua yang menjadi penghubung lantai bawah dengan rumah makan di lantai atas semakin mempercantik terminal tersebut.
-
Kapan Menhub Budi Karya Sumadi melakukan ramp check pesawat di Bandara Soekarno-Hatta? Menhub Budi Karya Sumadi melakukan pemeriksaan atau ramp check dua pesawat di Bandara Soekarno-Hatta Jumat (29/3).
-
Kapan Terminal Salatiga mencapai puncak kejayaannya? Kota Salatiga pernah memiliki terminal bus yang amat terkenal di era 1960-1970-an.
-
Siapa saja yang ikut dalam ramp check pesawat di Bandara Soekarno-Hatta? Dalam ramp chek tersebut, Menhub ditemani pihak dari maskapai dan operator Bandara memeriksa bagian roda pesawat dan beberapa fungsi alat dari pesawat milik BUMN Garuda Indonesia.
Pengamat Penerbangan, Arista Atmadjati menilai, pemerintah terlalu memaksakan untuk mengoperasikan Terminal 3 Ultimate. Padahal, secara umum IT Sofware penerbangan di terminal tersebut belum sepenuhnya sempurna.
"Mengejar Bandara Changi bagaikan menggantang asap, seolah Terminal 3 Ultimate menjadikan Bandara Soekarno Hatta paling hebat, padahal masih ada terminal 1 dan terminal 2 yang belum diperbaiki, ini merupakan satu kesatuan," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (10/8).
Arista memandang, pemerintah terlalu menggampangkan untuk membangun sebuah terminal di bandara tanpa melihat sisi pendukung lainnya, seperti sumber daya manusia, groundhandling, runway dan ATC. Sehingga pembangunan Terminal 3 Ultimate ini seakan dipaksakan untuk beroperasi.
"Kalau bangunan fisik yang memang baik itu di dalam gedung, interior juga, tapi itu gampang. Tapi sistem pendukung lainnya tidak ada, bagaimana mengontrol pergerakan pesawat belum 100 persen, komunikasi SDM ke penumpang. Pemerintah punya cita-cita kurang realitis," ucapnya.
Jika ditelisik, kelayakan pengoperasian Terminal 3 sempat mengundang polemik lantaran Budi Karya, yang ketika itu masih menjadi Direktur Utama PT Angkasa Pura II, ingin mengoperasikan terminal tersebut untuk masa angkutan Lebaran pada akhir Juni lalu. Namun, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kala itu, menganggap Terminal 3 belum siap digunakan.
Pada pertengahan Juni lalu, Jonan melakukan inspeksi terhadap Terminal 3. Hasilnya, pemerintah belum bisa memberikan izin operasional bagi terminal yang sebelumnya ditargetkan mulai melayani penumpang pada 20 Juni 2016.
"Alasannya, karena masih ada kekurangan yang ditemukan di terminal tersebut, terutama dari segi keselamatan penerbangan," kata Jonan.
Pertama dari sisi udara, dengan apron yang belum steril, adanya pemeriksaan agar tidak ada benda asing yang membahayakan saat pesawat lepas landas maupun mendarat. Kedua, masalah menara ATC, seharusnya para pengawas dapat melihat semua pergerakan di airside dari tower. Bukan hanya pergerakan pesawat, tapi juga orang dan lainnya.
Namun sepekan berselang, Angkasa Pura II mengklaim telah melakukan perbaikan, termasuk untuk fasilitas listrik. Jadi, Terminal 3 sudah siap beroperasi dan tinggal menunggu klarifikasi serta izin dari Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan pun memverifikasi ulang Terminal 3 pada pertengahan Juli 2016. Ada dua tahap, yaitu verifikasi administratif dan verifikasi lapangan. Verifikasi administratif dilakukan mulai 11 Juli lalu. Sementara itu, verifikasi lapangan berlangsung sepekan kemudian.
Nasib pengoperasian Terminal 3 Ultimate menjadi jelas setelah Presiden Joko Widodo melakukan perombakan (reshuffle) kabinet, dengan mencopot Jonan dan digantikan oleh Budi Karya pada 27 Juli lalu. Dua hari kemudian, Budi Karya menyebut Terminal 3 sudah rampung dan siap beroperasi pada 9 Agustus ini lantaran telah memenuhi pembenahan sistem kelistrikan dan penyediaan air traffic controller (ATC) mobile.
Baca juga:
Mulai besok, penerbangan AirAsia pindah ke Terminal 2 Bandara Soetta
Listrik terminal 3 sempat padam, Kemenhub tak persoalkan
Penumpang keluhkan jumlah kursi dan petunjuk di Terminal 3 Ultimate
Kekurangan & kelebihan Terminal 3 Ultimate di hari pertama operasi
Tingkatkan keamanan, porter dilarang ada di Terminal 3 Ultimate
Pengoperasian perdana Terminal 3 Ultimate
Menhub cek pengoperasian perdana Terminal 3 Ultimate