Kisah Terminal Bus Salatiga, Pernah Jadi yang Terindah di Indonesia Namun Kini Tak Tersisa
Setidaknya terminal ini pernah jadi saksi majunya Kota Salatiga di masa silam.
Setidaknya terminal ini pernah jadi saksi majunya Kota Salatiga di masa silam.
Kisah Terminal Bus Salatiga, Pernah Jadi yang Terindah di Indonesia Namun Kini Tak Tersisa
Kota Salatiga pernah memiliki terminal bus yang amat terkenal di era 1960-1970-an. Menariknya terminal ini pernah dikagumi banyak orang karena keindahannya diklaim tak ada tandingannya se-Indonesia.
(Foto: Buku Salatiga Sketsa Kota Lama/Agus Supangkat)
-
Apa yang pernah ada di Salatiga? Di Jawa Tengah kita mengenal adanya Bandara Adi Soemarmo Solo dan Jenderal Ahmad Yani di Semarang. Keduanya merupakan terminal penerbangan untuk skala lokal maupun internaisonal. Namun tak banyak yang tahu jika di Kota Salatiga dahulu pernah turut memiliki bandara bernama Ngebul.
-
Dimana terminal oplet berada di Salatiga? Menurut Eddy Supangkat, oplet yang beroperasi di Kota Salatiga memiliki dua terminal khusus, yakni di sekitaran Jalan Jenderal Soedirman, dan di kawasan Pasar Baru.
-
Bagaimana perbandingan jalanan di Salatiga dulu dan sekarang? Dalam sebuah video, tampak suasana jalan raya di depan kantor pos di Kota Salatiga. Lalu perekam video menunjukkan sebuah foto lama yang memperlihatkan suasana jalanan itu pada tahun 1928. Tampak belum banyak bangunan berdiri dalam foto tersebut. Selain itu jalanan belum penuh kendaraan dan kondisinya yang belum diaspal. Sementara pada background foto jalanan tersebut terlihat pemandangan Gunung Merbabu yang indah.
-
Kenapa bandara Ngebul di Salatiga jadi hilang? Setelah perang berakhir, lalu lintas pesawat berangsur-angsur hilang. Ini karena aktivitas perlawanan maupun penjajahan melalui udara sudah berakhir.
-
Mengapa Terminal Pulo Gadung dulu menjadi terminal tersibuk? Padatnya masyarakat menunjukkan bahwa terminal ini pantas dinobatkan sebagai terminal tersibuk di masanya.
-
Dimana Terminal Pulo Gadung berada? Terminal ini merupakan terminal bus tipe A yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bekasi Raya, Jakarta timur.
Pada masanya, Terminal Salatiga menjadi penunjang aktivitas hilir mudik warga dari daerah-daerah sekitar dan luar kota, seperti Suruh, Karanggede sampai Surakarta (Solo).
Namun sayang, saat ini keberadaan bangunan terminal sudah tidak ada sama sekali, dan berganti menjadi gedung lain. Berikut sejarah menaiknya.
Berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman
Terminal Salatiga mulanya berdiri di Jalan Jenderal Soedirman.
Posisi persisnya menghadap ke arah selatan, pegunungan Telomoyo dan Merbabu. Terminal ini juga tidak jauh dari permukiman penduduk di sisi timur.
Dari mulai oplet, honda mini sampai bus legendaris ESTO pernah bergantian ngetem di Terminal Salatiga saat itu.
Jadi terminal terindah se-Indonesia
Menurut catatan Agus Supangkat, Terminal Bus Salatiga juga dulunya pernah dikenal sebagai bangunan terindah se-Indonesia.
(Foto: Buku Salatiga Sketsa Kota Lama/Agus Supangkat)
Ini tak terlepas dari viewnya yang menghadap langsung ke kawasan pegunungan dan dataran tinggi. Belum lagi desain bangunannya yang dianggap futuristik, di mana gedungnya dibuat persegi dengan tiga lantai.
Perpaduan plesteran halus di dinding belakang, dengan batuan alam di bangunan depan menjadikan terminal tersebut berbeda dan indah.
Jembatan bercabang dua yang menjadi penghubung lantai bawah dengan rumah makan di lantai atas semakin mempercantik terminal tersebut.
Dibangun tiga lantai di atas lahan bekas danau
Sebelumnya, lahan yang dijadikan bangunan terminal merupakan area bekas danau yang mongering.
Kemudian arsitek yang merancangnya memiliki ide agar posisi rendah dari terminal bisa tetap memanjakan para pengunjungnya.
Dari situ, terminal kemudian dibuat dengan tiga lantai dengan lantai satu merupakan area parkir bus, lengkap dengan deretan bangku berbahan kayu jati yang artistik.
Kemudian lantai dua terdapat toko-toko suvenir dan di lantai tiga terdapat rumah makan Padang bernama NOES, dengan pelataran beton yang luas.
Terminal Bus Salatiga yang dilengkapi berbagai fasilitas tersebut pun membuat pengunjung nyaman. Pengunjung terminal bisa mengisi perut sembari menunggu kedatangan bus dengan memandangi Gunung Telomoyo dan Merbabu.
(Foto: Buku Salatiga Sketsa Kota Lama/Agus Supangkat)
Berubah jadi Tamansari Shopping Center
Sayangnya keberadaan terminal tersebut tidak berlangsung lama karena digantikan dengan bangunan kompleks pertokoan bernama Tamansari Shopping Center.
Walau begitu, di sekitar Tamansari Shopping Center tersebut masih berdiri terminal, namun lebih kecil dan hanya difungsikan untuk angkutan umum jenis angkot.
Dinding beton yang mengelilingi terminal di zamannya juga sudah tidak ada. Setidaknya terminal ini pernah jadi saksi majunya Kota Salatiga di masa silam.