Kini Dibuka, Ini Fakta Menarik Terowongan Bawah Tanah Stasiun Tugu Yogyakarta
Terowongan bawah tanah di Stasiun Tugu ini sudah ada sejak 1959.
Terowongan bawah tanah di Stasiun Tugu ini sudah ada sejak 1959.
Kini Dibuka, Ini Fakta Menarik Terowongan Bawah Tanah Stasiun Tugu Yogyakarta
Puluhan tahun ditutup, terowongan atau underpass penghubung peron di Stasiun Tugu Yogyakarta kini kembali dibuka dengan wajah baru. Peresmiannya sendiri dilangsungkan pada Senin, 31 Juli 2023 lalu.
-
Dimana terowongan ditemukan? Arkeolog di Prancis menemukan terowongan tersembunyi di dalam sebuah rumah kosong berusia 800 tahun. Terowongan ini ditemukan saat para arkeolog melakukan penggalian di situs arkeologi seluas 65.532 meter persegi.
-
Di mana terowongan bawah tanah itu berada? Jalur-jalur ini membentang dari Benteng Loreto ke Benteng Guadalupe, dari Benteng Loreto ke distrik San Jose, dan dari Benteng Guadalupe ke Gereja Los Remedios tempat pertahanan melawan pasukan Prancis pada tahun 1862.
-
Dimana lokasi terowongan misterius itu? Ada yang menyita perhatian di pinggir jalan kawasan Pacet selatan Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, yakni keberadaan sebuah pintu terowongan.
-
Apa tujuan terowongan itu? Bagian dari terowongan Taposiris Magna terendam air, sayangnya tujuannya saat ini belum diketahui.
-
Dimana terowongan aneh ditemukan? Di bawah sebuah kuil di reruntuhan kota kuno Taposiris Magna di pantai Mesir, para arkeolog menemukan sebuah terowongan luas dan tidak biasa yang oleh para ahli disebut sebagai 'keajaiban geometris'.
-
Apa fungsi terowongan kuno itu? Terowongan tersembunyi ini kemungkinan digunakan untuk menyimpan makanan. Menurut para arkeolog, salah satu tempat yang mirip palung menunjukkan terowongan tersebut mungkin kadang-kadang digunakan untuk menampung hewan ternak kecil. Diduga pula terowongan ini digunakan untuk tujuan pertahanan.
Resmi dibuka kembali, terowongan ini punya desain kekinian dengan ragam ornamen khas Jogja yang cantik. Namun, tahukah Anda bahwa terowongan tersebut sebenarnya sudah ada sejak 1959? Bisa dikatakan, terowongan menjadi saksi betapa ramainya stasiun Tugu dari masa ke masa. Berikut fakta menarik Terowongan Bawah Tanah Stasiun Tugu Yogyakarta? Simak informasi selengkapnya.
Memudahkan penumpang
Adanya terowongan tersebut, sangat membantu para pengguna kereta api untuk menuju peron tujuannya tanpa harus menyeberangi rel. Calon penumpang dijamin tidak akan bosan dan lelah saat melewati underpass, lantaran terdapat fasilitas eskalator. Selain eskalator, di terowongan ini juga terpasang pencahayaan lampu yang terang dan membuat pengunjung nyaman.
"Stasiun Yogyakarta ini memang istimewa karena di sini melayani berbagai macam penumpang, di antaranya KA Jarak Jauh, dengan jumlah penumpang sekitar 6 ribuan, lalu KRL dengan jumlah penumpang sekitar 5 ribuan, KA Bandara dengan jumlah penumpang sekitar 3 ribuan, dan Prameks dengan jumlah penumpang sekitar 3 ribuan," ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, saat meresmikan terowongan, dikutip dari situs KAI.
Panjangnya 65,8 meter
Saat ini panjang terowongan bawah tanah stasiun Kota Yogyakarta mencapai 65,8 meter, dan dan lebar 3 meter. (Foto:warta.jogjakota.go.id)
Terowongan ini membentang dari sisi Selatan ke Utara. Pada bagian dindingnya pun dibuat motif khusus, sehingga makin indah. Selain itu, terowongan bawah tanah ini juga dilengkapi dengan pendingin ruangan. Di dinding juga terdapat papan informasi tentang sejarah perkeretaapian dan informasi terkait.
Fungsi terowongan di Stasiun Yogyakarta
Sementara itu, fungsi utamanya adalah untuk para penumpang yang ingin menaiki atau turun di peron Utara serta Selatan, Pasar Kembang. Sebelumnya, terowongan sudah mulai difungsikan secara bertahap, sejak musim mudik lebaran 2023. Kemudian, operasional sempat dihentikan untuk tahap finishing terowongan dan pada musim libur Iduladha, terowongan sudah difungsikan secara penuh, walaupun belum diresmikan.
Ada sejak 1959
Terowongan ini sudah ada sejak 1959, kini berusia 64 tahun. Dulunya, terowongan ini cukup vital karena digunakan oleh orang-orang dari kedua belah peron. Desainnya pun masih amat sederhana, dan belum secantik sekarang.
Dulunya, terowongan masih menggunakan tangga manual, sehingga kerap terjadi antrean. Reaktivasi kini Stasiun Tugu jadi upaya untuk mengembangkan stasiun Yogyakarta dalam meningkatkan mutu pelayanan.