Sektor Pertanian Perlu Segera Adopsi Teknologi Digital
Peneliti CIPS Azizah Fauzi mengatakan, adopsi teknologi digital pada sektor pertanian Indonesia perlu dipercepat untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja sektor pertanian. Penggunaan teknologi digital yang tepat guna dapat membantu petani dalam meningkatkan daya saingnya khususnya dalam rantai pasok global.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, adopsi teknologi digital pada sektor pertanian Indonesia perlu dipercepat untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja sektor pertanian. Penggunaan teknologi digital yang tepat guna dapat membantu petani dalam meningkatkan daya saingnya khususnya dalam rantai pasok global.
"Rendahnya produktivitas masih menjadi masalah dalam sektor pertanian Indonesia. Adopsi teknologi diharapkan dapat membuat pemanfaatan input pertanian menjadi lebih maksimal," ujarnya, Jakarta, Selasa (15/3).
-
Mengapa digitalisasi Pertamina sangat penting? PIEDCC menjadi salah satu bagian penting dalam transformasi digital yang dijalankan perusahaan untuk memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan baik. Termasuk, memonitor proses distribusi dan ketersediaan pasokan energi selama masa Satgas Natal dan Tahun Baru (Nataru).
-
Apa yang diraih oleh Kota Tarakan dalam hal digitalisasi? Upaya digitalisasi di Kota Tarakan kembali meraih pengakuan. Kali ini, Tarakan dinobatkan sebagai Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) kota terbaik bersama dengan Kota Tebing Tinggi, Bogor, Makassar, dan Jayapura.
-
Dimana deklarasi “Perempuan peduli penyiaran digital” di gelar? Acara bertemakan “Perempuan peduli penyiaran digital” ini digelar di Gedung Graha Mental Spiritual Jakarta Pusat pada 5 Desember 2023.
-
Aplikasi apa yang digunakan untuk melakukan penguntitan digital? Stalkerware biasanya menyamar sebagai aplikasi anti-pencurian atau kontrol orang tua (parental control) yang sah di ponsel cerdas, tablet, dan komputer.
-
Siapa yang mendorong literasi digital di Indonesia? Wakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dalam menggunakan internet.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Penelitian CIPS menunjukkan, produktivitas padi, kedelai dan bawang merah cenderung landai dalam beberapa tahun terakhir dengan masing-masing di angka 5 ton per hektar gabah kering giling, 1,5 ton per hektar biji kering dan 10 ton per hektar. Hanya produktivitas jagung menunjukkan tren yang meningkat dengan capaian 5,5 ton pipilan kering per hektar pada 2019 lalu.
Adopsi teknologi digital di hulu dapat membantu peningkatan produktivitas pertanian. Penerapan Internet of Things (IoT) dalam pertanian, contohnya, mampu membantu petani mendeteksi kondisi tanah, cuaca, memantau hama dan lain sebagainya.
Sementara di hilir, kehadiran teknologi digital pertanian dapat membuka akses yang lebih besar untuk pada petani kepada pasar. Teknologi dapat menghubungkan petani langsung dengan konsumen, sehingga hal ini dapat mempersingkat rantai pasok. Kehadiran beberapa marketplace produk pertanian membantu menjalankan fungsi tersebut.
Azizah menambahkan, para petani juga dapat mengurangi ketergantungannya dengan tengkulak. Selama ini, petani lebih banyak menjual hasil pertanian dalam jumlah besar ke tengkulak. Hal ini menyebabkan petani tidak memiliki daya tawar yang kuat untuk menentukan harga produsen.
"Di samping itu, petani juga memiliki akses terhadap informasi harga komoditas di pasaran yang akurat dan transparan. Pemahaman yang kuat terhadap dinamika harga komoditas pertanian dapat membantu petani untuk menentukan harga produsen secara lebih terukur," jelas Azizah.
Akses Digital Petani Belum Merata
Sayangnya, belum semua petani memiliki akses terhadap teknologi digital pertanian. Hal ini dikarenakan masih banyaknya tantangan mendasar yang menghalangi petani untuk menggunakan teknologi digital, misalnya saja belum memadainya infrastruktur pertanian yang mendukung serta minimnya pemahaman dan literasi digital.
Selain itu, teknologi yang dimaksud juga biasanya relatif sulit dijangkau oleh petani. Harga yang relatif tinggi dan belum tentu sesuai dengan skala usaha petani akhirnya membuat mereka enggan mengadopsi teknologi tersebut.
Menurut data BPS, generasi yang berusia di bawah 40 tahun di sektor pertanian hanya sebesar 8 persen dari total jumlah petani di Indonesia, mayoritas pekerja sektor pertanian Indonesia sudah berusia di atas 45 tahun.
Adopsi teknologi digital di pertanian juga dapat dilakukan dengan meningkatkan investasi di sektor pertanian. Investasi dalam negeri maupun asing dapat memungkinkan adanya transfer teknologi serta pelatihan sumber daya manusia. Regulasi yang terbuka pada investasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan modernisasi dan adopsi teknologi digital yang bermanfaat bagi petani.
(mdk/bim)