'Si raja delay' Lion Air makin terpojok
Kasus delay parah minggu lalu memberi banyak konsekuensi masalah pada Lion Air.
Maskapai penerbangan Lion Air memiliki rekam jejak buruk soal waktu penerbangan. Bahkan, maskapai ini dijuluki raja delay lantaran selalu bermasalah dalam ketepatan penerbangan. Yang terparah kejadian pekan lalu saat 16 penerbangan Lion Air mengalami delay yang berimbas terlantarnya ribuan penumpang.
Ribuan penumpang Lion Air telantar di sejumlah bandara termasuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Penyebabnya, pesawat yang mereka akan tumpangi terlambat.
Tiga hari berturut-turut kejadian itu terjadi. Mulai Rabu hingga Sabtu pekan lalu.
Sebagian penumpang sampai bermalam di sana menunggu kepastian. Mereka juga sempat melakukan aksi blokir jalan di beberapa terminal sebagai bentuk protes.
Menurut Direktur Airport Service Lion Group, Kapten Daniel Putut Kuncoro Adi, total penumpang yang tak berangkat saat itu mencapai lebih kurang 125.000 penumpang.
"Kurang lebih, satu hari tanggal 18 itu sekitar 60 ribu orang semua daerah, di hari kedua, nambah lagi sekitar 65 ribu orang," jelas Daniel dalam jumpa pers di Kemenhub, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/2).
Menurut Daniel, pada tiga hari itu ada lebih kurang 17 pesawat yang memang tak terbang. "Saya sampaikan ada 7 pesawat pada hari itu. Itu 7 yang bermasalah, yang maintenance itu ada10 jadi sekitar 17. 10 Itu program maintenance jadi bukannya ada kerusakan," kata Daniel.
Kejadian ini tentu membawa konsekuensi masalah bagi maskapai berlogo singa merah tersebut. Apa saja masalah yang kini menimpa Lion Air? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Apa saja jenis kursi terbaik di pesawat Lion Air? Menurut testimoni sebagian besar penumpang, kursi terbaik untuk armada 737 milik Lion Air adalah nomor 17 dan 20. Kursi terbaik untuk armada Airbus 330 adalah yang terdekat dengan pintu keluar.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Bagaimana Lion Air Group dapat menjadi maskapai terbesar di Indonesia? Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Terkena audit Kemenhub
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak ingin melihat kasus delay parah yang terjadi dengan maskapai Lion Air kembali terjadi. Untuk itu, Kemenhub berencana membentuk tim audit untuk memeriksa kondisi Lion Air.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo mengungkapkan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada Lion Air. Ada tiga direktur yang ditugaskan untuk mereview Lion Air. Tujuannya agar tidak terulang kejadian keterlambatan dan pembatalan penerbangan.
"Kementerian Perhubungan akan melakukan pemeriksaan secara komprehensif kepada Lion. Kami sudah membentuk tim yang dipimpin Direktur Angkutan Udara dibantu Direktur Kelayakan DKUPPU yaitu Direktur Kelayakan Udara Pengoperasian Pesawat Udara dan Direktur Keamanan Penerbangan," jelas Suprasetyo di Gedung Karsa, Kantor Kementerian Perhubungan.
Pembekuan izin baru sebagai sanksi
Kementerian Perhubungan telah memanggil pihak Lion Air terkait kacaunya jadwal penerbangan maskapai ini pekan lalu. Setidaknya, ada 16 penerbangan mengalami keterlambatan, ribuan orang terlantar, hingga mengamuk di Bandara Soekarno Hatta.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo menuturkan, pihaknya meminta Lion Air mempresentasikan standar operasional prosedur (SOP). Terutama saat menghadapi krisis akibat keterlambatan maupun pembatalan penerbangan.
"Saya sebagai wakil kementerian perhubungan permohonan maaf sudah kami terima tetapi kami tetap menjalankan sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku," katanya di Gedung Karsa, Kantor Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan mengaku memberikan teguran keras kepada Lion Air supaya tidak menelantarkan penumpang dan menjalankan SOP penanganan krisis keterlambatan atau pembatalan penerbangan.
"Kementerian perhubungan juga menghentikan membekukan sementara permohonan izin rute baru sampai dengan Lion Air dapat menyakinkan SOP dalam menangani krisis terhadap keterlambatan atau pembatalan penerbangan yang dapat melindungi konsumen secara profesional," tutupnya.
Dewan desak izin operasional dicabut
Anggota Komisi V DPR, Nizar Zahro meminta Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mencabut izin maskapai Lion Air. Hal itu akibat Lion Air kerap delay sehingga merugikan masyarakat. Bahkan, kali ini Lion Air delay sampai tiga hari sejak Rabu (18/2) lalu.
"Saya atas nama anggota Komisi V meminta Kemenhub untuk memberikan teguran ke Lion Air dan kalau memang sesuai Undang Undang dicabut saja izinnya karena Lion ini maskapai raja delay," kata Nizar Zahro dalam pesan singkat kepada wartawan.
Terancam gagal bayar utang pembelian pesawat
Pengamat penerbangan Alvin Lie memperkirakan kejadian delay parah ini menjadi pukulan telak pada operasional maskapai berlogo singa merah ini. Betapa tidak, di luar kerugian uang, delay tersebut juga memperburuk imaji Lion Air di mata konsumen.
"Kejadian ini tanda ada masalah parah," ujarnya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta.
Imaji maskapai delay yang melekat pada Lion Air, menurutnya, menjadi lampu kuning yang musti disikapi serius oleh manajemen perusahaan. Pasalnya, hal tersebut akan menurunkan minat konsumen bepergian menggunakan Lion Air dan pada akhirnya akan mengganggu kinerja keuangan perusahaan.
Apalagi, lanjutnya, Lion Air tengah melakukan rencana ekspansi besar ditandai dengan jor-joran membeli armada pesawat. "Jelas mengganggu rencana ambisius ini," tuturnya.
Agen perjalanan kurangi penjualan tiket Lion Air
Agen perjalanan sudah mengurangi penjualan tiket Lion Air. Ini menyusul kasus delay "berjamaah" berujung penelantaran ribuan penumpang dilakukan Lion Air, pekan lalu.
"Karena kasus kemaren itu. Biasanya kami jual full dulu sekarang nggak, paling setengah kuotanya," kata Sekjen Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan (Astindo) Pauline Suharnon kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (24/2).
Pasca-kasus itu, lanjut Pauline, pihaknya juga selalu menawarkan kepada klien maskapai penerbangan lebih baik dari Lion Air. Namun, keputusan akhir terkait maskapai apa yang akan digunakan tetap diserahkan kepada klien.
"Setiap klien beli tiket lion air kami wanti-wanti untuk pilih maskapai lain. Tapi semua tergantung klien, kalau mintanya tetap Lion Air ya sudah kami kasih."