Siti Atikoh: Ganjar-Mahfud Punya Program Stabilkan Harga Pangan dan Berantas Kemiskinan
Program Ganjar-Mahfud sendiri memang memberantas kemiskinan dari hulu, yakni lewat peningkatan pendidikan.
Atikoh mengingatkan, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memiliki program untuk mewujudkan stabilitas harga pangan.
- Dukung Pemerintah Tekan Inflasi, Ketum TP PKK Hadiri Gerakan Pangan Murah di Kabupaten Bogor
- Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
- Bertemu Emak-emak di Magelang, Istri Ganjar Kenalkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana
- Ganjar-Mahfud Komitmen Tangani Kasus Pelecehan Seksual di Sekolah, Atikoh Ungkap Caranya
Siti Atikoh: Ganjar-Mahfud Punya Program Stabilkan Harga Pangan dan Berantas Kemiskinan
Siti Atikoh: Ganjar-Mahfud Punya Program Stabilkan Harga Pangan dan Berantas Kemiskinan
Istri calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti mengajak para sukarelawan yang tergabung dalam Perempuan Indonesia Pilih Ganjar (PIJAR) untuk lebih efektif berkampanye.
Salah satunya dengan menyosialisasikan program pengentasan kemiskinan dan stabilitas harga pangan dari Ganjar-Mahfud.
"Jadi, kita harus bisa memetakan wilayah mana yang ibu masuki. Misalnya, ketika ibu ke pasar, tentu berbeda dengan kegiatan talkshow. Kemudian ketika masuk ke masyarakat, itu isu yang ditampilkan atau isu yang kita bawa itu berbeda," tutur Atikoh di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/12).
Atikoh mengingatkan, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memiliki program untuk mewujudkan stabilitas harga pangan, salah satunya dengan menekankan sektor distribusi.
"Kemudian padi ini juga signifikan kenaikannya. Itu ibu bisa sampaikan. Ketika Pak Ganjar dan Pak Mahfud memimpin negara ini, tujuan utamanya menstabilkan harga. Kalau diceritakan hulu dan hilir agak complicated, intinya adalah pendistribusian diatur negara," jelas dia.
"Ketika panen, negara hadir, ketika paceklik maka panen kemarin dikeluarkan agar harganya adil, karena petani butuh harga adil. Misalnya, petani harga bawang merah Rp30 ribu perkilo, September kemarin Rp8 ribu perkilo, padahal agar petani mendapatkan keuntungan minimal Rp16 ribu perkilo. Mereka sudah mendapat untung. Kasihan petani kalau harga rendah. Bagi kita penting harga stabil," sambungnya.
Atikoh juga meminta sukarelawan PIJAR untuk mengkampanyekan pengentasan kemiskinan saat berdialog selama blusukan.
Program Ganjar-Mahfud sendiri memang memberantas kemiskinan dari hulu, yakni lewat peningkatan pendidikan.
"Nah, apa program Ganjar-Mahfud menurunkan kemiskinan? Pertama kalau kita bicara kemiskinan, penanggulangan kemiskinan yang harus diselesaikan dari akar ialah pendidikan. Wajib belajar 12 tahun. Ketika ada wajib di sini, berarti UU harus berpihak bahwa pendidikan dari SD sampai SMA gratis,” ungkapnya.
"Kemudian pendidikan informal juga, pelatihan untuk ibu-ibu dan remaja agar mereka bisa berwirausaha. Kemudian yang perlu di-blow up ialah untuk keluarga miskin itu Ganjar-Mahfud punya program Satu Keluarga Miskin, Satu Sarjana. Saya termasuk orang yang agak perjuangannya cukup berat ketika sekolah," Atikoh menandaskan.