Beda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.
Hasto menilai program yang digaungkan paslon nomor urut 3 itu mengedepankan berbagai kebutuhan rakyat.
Beda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membandingkan, program susu dan makan siang gratis yang dicanangkan paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sebab, Hasto menilai program yang digaungkan paslon nomor urut 3 itu mengedepankan berbagai kebutuhan rakyat.
“Seluruh program kerakyatan dalam mengatasi kemiskinan bagi Pak Ganjar itu berbasis pengalamanan. Berbasis kemampuan dalam mengambil kebijakan untuk berpihak pada wong cilik satset agar gaspol maka bisa dilihat rakyat bisa membandingkan kalau program makan gratis itu pun dengan susu impor itu mencapai lebih dari Rp 400 triliun," kata Hasto, saat konferensi pers, di Kantor DPP PDIP Jakarta, Selasa (2/1).
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun. Tapi, semua kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi.
“Program kerakyatan Pak Ganjar dengan jangkauan bansos, BLT yang lebih luas, penciptaan lapangan kerja, satu rumah miskin satu sarjana, kemudian beli tanah dapat rumah dan berbagai program KTP Sakti itu hanya Rp 506 triliun,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto juga menyebut seluruh program yang dibawa oleh Ganjar-Mahfud tentunya ditujukan untuk mengatasi kemiskinan.
Selain itu, mereka juga berupaya untuk menggerakkan perekonomian masyarakat lewat berbagai program baik saat kampanye maupun ketika nanti menjabat.
“Contohnya, kalau Pak Prabowo dengan susu gratis itu impor. Kemarin kami membagi telur yang diproduksi oleh rakyat sendiri. Khasiatnya juga jauh lebih karena kami berkonsultasi dengan ahli gizi. Kami merancang program itu dengan research bukan dengan aspek elektoral. Ini yang membedakan,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Ganjar menilai program internet gratis disebut lebih dibutuhkan masyarakat daripada makan siang gratis. Hal itu, disampaikan saat meluncurkan GratisIN di Borsumy Heritage, Semarang, Senin, (1/1).
“Aku kasih pilihan, mau enggak, makan siang gratis atau internet gratis,” kata eks Gubernur Jawa Tengah tersebut.
“Internet gratis,” ujar peserta yang hadir di acara tersebut.
Ganjar mengaku pernah menanyakan hal yang serupa saat ke Boyolali, Jawa Tengah. Jawabannya juga sama, di sana lebih membutuhkan internet gratis daripada makan siang.
“Kemarin saya tanya di Boyolali ternyata lebih suka internet gratis. Karena makan siang sudah cukup. Sudah makan siang, sudah ya kelihatan,” pungkasnya.