Soal Blok Masela, SKK Migas tunggu kajian konsultan independen
Menko Maritim RIzal Ramli tak sepaham dengan SKK Migas soal pengembangan Blok Masela.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan pembangunan infrastruktur dalam upaya pengembangan Blok Masela, Maluku memakai konsultan internasional untuk memilih dua skenario yaitu darat dan laut. Konsultan ini nantinya akan memberikan rekomendasi profesional sebagai pertimbangan mengambil keputusan.
“Jadi, keputusan persetujuan revisi PoD-1 Lapangan akan menunggu rampungnya kajian dari konsultan independen,” kata Amien di Jakarta, Rabu (7/10).
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
-
Siapa Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Kapan M Rizqi Iskandar Muda lahir? Secara kebetulan, Rizqi yang kelahiran Batang, Jateng, 9 November 2002 itu merupakan legislator termuda di DPRD Jateng pada periode ini.
-
Siapa saingan utama Rizki Juniansyah? Shi Zhiyong dari China, yang tidak berhasil mendapatkan medali, adalah pesaing utama Rizki Juniansyah.
Berbeda dengan Amien, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli malah menolak pembangunan kapal terapung gas alam cair (Floating LNG) di Blok Masela, Maluku. Alasannya, teknologi kapal tersebut masih baru dan belum banyak digunakan.
Dia menyayangkan pejabat Indonesia malah membujuk asing membangun kapal terapung. Padahal, cadangan gas di Blok Masela yang mencapai 10,7 triliun kaki kubik menjadi daya tarik sendiri untuk Indonesia.
"Pejabat kita yang tidak sensitif berhasil dibujuk perusahaan asing supaya bikin floating plant pabrik terapung yang besar tingginya tiga kali Monas besarnya lebih besar dari kapal induk Amerika, padahal ini belum teruji, di Australia juga belum jadi," kata Rizal.
Rizal menegaskan pejabat itu malah menganggap kapal terapung gas alam cair (Floating LNG) lebih murah dibanding membangun pipa gas di pesisir pantai. Dia pun mengaku kecewa dengan sikap pejabat tersebut.
"Kalau dilihat lagi ini angkanya ngawur, bagaimana kita kalau investasi di pipa dan ternyata tidak begitu jauh dan ditakut-takuti bahwa itu ada palung dalam, saya betul-betul kecewa," tutupnya.
Sebelumnya, pengembangan Lapangan Abadi dibuat dalam dua skenario, yaitu darat dan laut. Biaya kapital untuk membangun kilang di darat sebesar USD 19,3 miliar dan di laut sebanyak USD 14,8 miliar. Sementara biaya operasional per tahun untuk kilang di darat diperkirakan sebesar USD 356 juta dan di laut sebesar USD 304 juta.
Baca juga:
Alumni ITB paparkan kelebihan pembangunan pipa di Blok Masela
Rizal Ramli: Saya kecewa SKK Migas, gaji tinggi tapi tak independen
ESDM belum dapat pengajuan resmi Pertamina soal Blok Masela
SKK Migas pilih kapal terapung ketimbang pipa gas di Blok Masela
JK akan izinkan perusahaan migas Jepang kelola lagi Blok Masela