Sofyan Djalil bantah premium hilang dalam enam bulan
Kilang minyak Pertamina belum mampu meningkatkan produksi pertamax dalam waktu secepat itu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil membantah premium bakal hilang dalam enam bulan mendatang. Sebab, kilang minyak Pertamina belum mampu meningkatkan produksi pertamax dalam waktu secepat itu.
"Karena tantangannya selain Balongan, kilang Pertamina lain belum mampu memproduksi RON 92," ujar Sofyan di kantornya, Jakarta, Kamis (8/1).
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Siapa yang menjadi Dirut Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di Lapangan Sukowati? Setelah sebelumnya sukses melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, PT Pertamina (Persero) kembali mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di lapangan lainnya yaitu di Lapangan Pertamina EP Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
Namun, Sofyan mengisyaratkan lambat laun penyaluran premium bakal disetop. Syaratnya, pemerintah sudah bisa menutupi kebutuhan pertamax bakal meningkat seiring penghapusan premium dengan memproduksi sendiri, bukan impor.
"Waktu rapat lalu diperkirakan lebih dari enam bulan," katanya. "Kalau misalnya ada kemajuan itu bagus, suatu saat nanti RON 88 enggak ada lagi karena pertamax bagus buat lingkungan, untuk mesin dan harga mahal sedikit."
Meski menggantikan premium, Sofyan menambahkan, pertamax tak akan disubsidi.
"Harga ditentukan oleh mekanisme persaingan dan pemerintah akan menjaga harga yang maksimum supaya mereka enggak menetapkan berlebihan," pungkas dia.
Sebelumnya, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyebut premium bakal hilang dalam enam bulan ke depan. Sebab, pemerintah sudah tak lagi membuat kontrak impor bahan bakar oktan 88 tersebut.
Sebagai gantinya, pemerintah akan menambah impor pertamax atau bahan bakar oktan 92.
"Mulai saat ini tidak ada lagi impor RON88 kecuali kontrak yang sudah. Kontrak baru sudah tidak ada," ucap Faisal.
(mdk/yud)