Soroti Elpiji 3 Kg Langka, DPR: Kenyataannya Diborong Orang Kaya dan Restoran
Dia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
Dia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
Soroti Elpiji 3 Kg Langka,
DPR: Kenyataannya Diborong Orang Kaya dan Restoran
Soroti Elpiji 3 Kg Langka
DPR: Kenyataannya Diborong Orang Kaya dan Restoran
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Golkar Mukhtarudin ikut bersuara terkait kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) di sejumlah daerah. Dia menyebut, kelangkaan gas subsidi itu akibat diborong orang kaya hingga restoran.
"Tapi kenyataannya, banyak juga orang mampu dan restoran besar yang menggunakan gas melon. Orang kaya bisa membeli sekaligus 2-3 tabung, tapi orang miskin tidak bisa,"
kata Mukhtarudin di Jakarta, Rabu (26/7).
Menurutnya, praktik curang ini dipicu pola distribusi gas melon yang terbuka seperti sekarang.
Sehingga, membuka ruang terjadinya kasus pembeli salah sasaran terutama pada tingkat penjualan akhir atau end user. "Nah, kondisi tidak tepat sasaran ini yang sering menjadikan gas melon langka," beber Mukhtarudin.
Padahal, sudah jelas gas elpiji 3 kg hanya untuk orang miskin dan pelaku usaha mikro. Tapi kenyataannya, masih banyak orang kaya dan restoran besar yang menggunakan gas melon tersebut.
"Jatah yang seharusnya dipakai orang miskin justru dibeli orang kaya," ungkap Mukhtarudin.
"Pemerintah harus memetakan wilayah yang saat ini mengalami kelangkaan elpiji 3 kg, maupun faktor-faktor penyebab terjadinya kelangkaan tersebut," kata dia.
"Sehingga ada upaya untuk mendistribusikan elpiji 3 kg tambahan ke tiap wilayah tersebut. Tentu bekerja sama dengan Pemda setempat," ungkap Mukhtarudin.
Gas 3 Kg Langka,
Warga Banyuwangi Tidak Memasak Selama 3 Hari
Sebelumnya, salah satu warga Banyuwangi, Jeni (50) mengaku, sudah tiga hari ini tidak bisa memasak, karena tidak ada gas elpiji 3 kg. Sehingga dia terpaksa membeli masakan siap saji untuk makan setiap harinya. "Kenapa ini gas ini kok bisa langkah seperti ini. Saya sudah tiga hari tidak masak karena tidak ada gas, masak di Banyuwangi terjadi Kelangkaan seperti ini," sesal Jeni sembari mengantre mendapatkan gas LPG 3 kilogram Senin ( 25/7).Kata Jeni, selain langka, harga gas 3 kg di tingkat pangkalan juga naik. Dari yang harga normalnya Rp18.000 per tabung, menjadi Rp22.000 hingga Rp25.000.
"Saya tidak mempermasalahkan kenaikan itu, tapi yang penting barangnya ada. Naik tapi barangnya tidak ada ini kan justru menyulitkan kita, karena mau masak tidak bisa, kembali menggunakan kayu juga tidak bisa, siapa yang jualan kayu sekarang," cerita Lilis