Gas Elpiji 3 Kg Langka, Menteri ESDM: Berarti Bocor Kemana-mana
Pemerintah semakin berat dalam menyalurkan bantuan dana untuk LPG 3 Kg bersubsidi.
Agar alokasinya lebih tepat sasaran, pemerintah bakal menyalurkan LPG 3 Kg secara digital berbasis penerima. Proses pendaftarannya pun kini sedang berjalan.
Gas Elpiji 3 Kg Langka, Menteri ESDM: Berarti Bocor Kemana-mana
Gas Elpiji 3 Kg Langka, Menteri ESDM: Berarti Bocor Kemana-mana
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif buka suara soal kabar LPG atau elpiji 3 Kg bersubsidi yang mengalami kelangkaan di pasaran. Padahal menurutnya, pemerintah telah mengalokasikan subsidi untuk tabung gas melon sesuai kebutuhan.
"Masa sih jarang? Berarti bocor. Bocor ke mana-mana berarti. Alokasinya ini kok sesuai apa yang dianggarin," ujar Arifin di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/10).
Agar alokasinya lebih tepat sasaran, pemerintah bakal menyalurkan LPG 3 Kg secara digital berbasis penerima. Proses pendaftarannya pun kini sedang berjalan.
"Ya itu sudah dalam proses. Kan sudah mulai didaftarkan untuk digitalnya," kata dia.
Realisasi penyalurannya pun nanti akan dilakukan setelah seluruh data lengkap.
"Ya begitu sudah lengkap, jalan. Supaya tepat sasaran," imbuh Menteri ESDM.
Lebih lanjut, Arifin juga merespons terkait ucapan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang bilang pejabat partai turut ambil keuntungan dari LPG 3 Kg bersubsidi.
Tak berkomentar banyak, dia lantas meminta hal tersebut ditanya langsung kepada yang bersangkutan. "Betul ya? Hehehe tanya pak Ahok dong," ucapnya.
merdeka.com
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat internal untuk menanyakan progres terkait perluasan jaringan gas dan beban fiskal terhadap subsidi LPG 3 Kg. Harapannya, dengan memperluas jaringan gas atau jargas ke pelanggan rumah tangga bakal menurunkan beban negara dalam memberi subsidi tabung gas melon.
"Tadi disampaikan bahwa beban fiskal ini terus meningkat karena konsumsi LPG dari tahun ke tahun terus meningkat, terutama LPG subsidi. Dan di tahun 2022 kemarin (alokasinya) mencapai 7,8 juta ton," kata Airlangga di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/10).
Sementara untuk sambungan jaringan gas, Airlangga menambahkan, PGN saat ini baru melayani sekitar 835 ribu pelanggan rumah tangga. Jauh dari target pemerintah sebesar 4 juta pelanggan rumah tangga.
Sehingga, pemerintah akan inisiatif untuk melibatkan sektor swasta dalam perluasan jaringan gas. Dengan harapan, bakal lebih banyak pemanfaatan jargas rumah tangga sekaligus menekan beban subsidi LPG 3 kg.
merdeka.com
"Jaringan gas diperluas. Karena kalau cuma sekitar 800 ribu terlalu rendah. Kan targetnya semula 4 juta. Cuma dengan capaian 800 ribuan ini target 4 juta tahun 2024 sulit tercapai. Jadi dari 835 ribu sambungan sekarang diharapkan bisa ditingkatkan jadi 2,5 juta," terangnya.
Jokowi juga nantinya akan mengatur harga gas di sisi hulu, khususnya kepada sektor swasta.
Dalam hal ini, SKK Migas akan ditugasi untuk mendistribusikan harga gas di angka USD 4,72 per MMBTU untuk penyaluran pipa jargas.