Penyaluran LPG 3 Kg Sesuai Kuota Ditetapkan, Orang Kaya Dilarang Beli
"Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin."
Kondisi tidak tepat sasaran ini yang sering menjadikan gas 3 Kg tersebut langka.
Penyaluran LPG 3 Kg Sesuai Kuota Ditetapkan, Orang Kaya Dilarang Beli
Gas LPG 3 Kg Hanya untuk Orang Miskin
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal kelangkaan LPG 3 Kg alias gas melon di beberapa daerah. Aduan kelangkaan ini juga diterima Jokowi saat kunjungan kerja ke Kabupaten Malang hari ini (24/7). Menurutnya, gas yang harganya disubsidi pemerintah itu memang diperebutkan. Karena itu, dia mengingatkan gas melon hanya diperuntukkan bagi warga miskin.
"LPG itu, terutama yang bersubsidi ini memang diperebutkan di lapangan. Dan itu hanya untuk yang kurang mampu," kata Jokowi di Pasar Bululawang, Malang, ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden.
Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin menilai distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berupa gas 3 Kg yang dilakukan Pertamina saat ini sudah tepat, karena sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah.
Menurut dia, elpiji 3 Kg merupakan produk subsidi atau public service obligation (PSO) sehingga distribusi yang dilakukan juga harus sesuai kuota yang ditetapkan Pemerintah.
"Gas melon ini produk PSO, produk subsidi. Kuota sudah ditetapkan sejak awal. Penyaluran yang dilakukan Pertamina pun sudah tepat berdasarkan kuota tersebut,” ujarnya dikutip dari Antara di Jakarta, Selasa (25/7).
Meskipun demikian, Mukhtarudin menyatakan, pada pola distribusi terbuka seperti saat ini, penyaluran gas bersubsidi yang tidak tepat sasaran sangat mungkin terjadi, terutama pada tingkat pengguna akhir.
Dalam hal ini bisa saja mereka yang tidak berhak justru turut membeli gas bersubsidi sering terjadi orang kaya membeli LPG 3 kg dengan menggunakan mobil.
"Padahal sudah jelas, bahwa gas melon hanya diperuntukkan bagi orang miskin dan usaha mikro. Tapi faktanya, banyak juga orang mampu dan restoran besar yang menggunakan BBM bersubsidi ini," katanya.
Menurut dia, kondisi tidak tepat sasaran ini yang sering menjadikan gas 3 Kg tersebut langka karena jatah yang seharusnya untuk orang miskin justru dibeli orang kaya.
"Orang kaya bisa membeli sekaligus 2-3 tabung, tapi orang miskin tidak bisa,” katanya.
Dan biasanya, lanjut dia, kelangkaan memang terjadi pada bulan-bulan tertentu seperti Ramadan, Idu Fitri, Idul Adha, atau Tahun Baru karena permintaan terhadap gas 3 Kg meningkat.
Kondisi tidak tepat sasaran itulah yang menurut dia, saat ini terus dibenahi, termasuk dari sisi pengawasan. Kemudian tak kalah penting adalah penerapan budaya malu pada masyarakat.
"Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin," katanya.