Pemerintah Akui, Warga Ramai-Ramai Pindah Pakai Elpiji 3 Kg Bersubsidi
Jumlah pengguna LPG 3 kg sebagai barang public service obligation (PSO) naik hingga 5 persen.
Kementerian ESDM menemukan adanya proses migrasi konsumen gas non subsidi, atau non public service obligation (NPSO) menuju tabung gas subsidi elpiji 3 kg.
Pemerintah Temukan Warga Ramai-Ramai Pindah Pakai Elpiji 3 Kg Bersubsidi
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, jumlah pengguna LPG 3 kg sebagai barang public service obligation (PSO) naik hingga 5 persen. Di sisi lain, pengguna tabung gas non subsidi justru menurun lebih besar.
"Untuk yang PSO kebutuhan selalu naik, 4-5 persen. Non PSO turun 10 persen tahun kemarin. Ini jadi perhatian kami, apa yang sebetulnya terjadi di lapangan, kenapa Non PSO turun, apakah terjadi switch," ujar Tutuka dalam sesi konferensi pers digital, Kamis (3/8/2023).
Liputan6.com
Berdasarkan hasil penyidikan, ditemukan adanya aksi pengoplosan dari fenomena migrasi menuju tabung gas LPG 3 kg dengan harga lebih murah.
"Faktanya, ada beberapa pengoplosan. Pemerintah sedang betul-betul awasi ini," tegas Tutuka.
Dia menjelaskan, pemerintah menggelontorkan subsidi untuk LPG 3 kg dengan harga sangat murah agar bisa dinikmati konsumen yang masuk dalam kategori masyarakat miskin. Guna menjaga ketepatan alokasi, Kementerian ESDM pun meminta bantuan Pertamina untuk ikut memantau alur distribusi tabung gas melon, mulai dari pangkalan resmi hingga ke masyarakat yang membutuhkan.
"Kita amanatkan Pertamina yang saat ini secara ruang lingkup tanggung jawab di pangkalan. Tambah dikit lah, tugas tambahan, lihat sampai konsumen atau tidak. Pemerintah juga petakan konsumen mana yang berhak dapatkan PSO," tutur Tutuka.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan melanjutkan, angka konsumsi tabung gas LPG 3 kg memang menunjukan peningkatan tren. Puncaknya pada 31 Juli 2023, angka transaksi mencapai 1,2 juta per hari.
"Terkait daerah dengan jumlah transaksi terbesar, sampai saat ini dalam lonjakan kemarin terjadi 31 Juli, Jawa bagian barat dan Jawa bagian tengah (jadi yang terbesar). Dimana terdapat 36 ribu pangkalan resmi di Jawa bagian barat, dan 45 ribu di Jawa bagian tengah," bebernya
Liputan6.com
Melihat kondisi tersebut, Pertamina Patra Niaga tengah mengevaluasi adanya penambahan jumlah pangkalan resmi yang tersebar di Tanah Air.
Saat ini, jumlah pangkalan resmi Pertamina untuk penyaluran LPG 3 kg ada sekitar 244 ribu.
"Penambahan jumlah pangkalan tiap tahun trennya terjadi di angka 10 persen. Kalau tambah pangkalan lagi, kita lihat ketersediaan kuota. Itu dibuat berimbang dengan kebutuhan konsumen tersebut," ungkap Riva.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com