Sri Mulyani akui pertumbuhan konsumsi masyarakat menengah lebih rendah
Menurutnya, hal itu terjadi akibat berbagai kebijakan pemerintah yang memfokuskan untuk meningkatkan daya beli kelompok yang berpendapatan 40 persen ke bawah.
Kementerian Keuangan telah melakukan studi mengenai penurunan daya beli masyarakat. Hal ini pun berkaitan dengan penjualan hewan kurban yang mengalami penurunan di Idul Adha 2017.
"Untuk kelompok masyarakat terutama yang menengah memang terlihat adanya pertumbuhan yang tetap tinggi namun dibandingkan tahun lalu lebih rendah, kalau sekarang tumbuhnya 7 persen tahun lalu bisa 8-8,5 persen, itu adalah kelompok kelas menengah di Indonesia," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani, di Kantornya, Jakarta, Senin (4/9).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Namun demikian, untuk kelompok masyarakat miskin pertumbuhan konsumsinya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. "Jadi memang kita lihat di satu sisi ada satu kelompok masyarakat yang pertumbuhan konsumsinya lebih tinggi dan daya belinya ada," ujarnya.
Menurutnya, hal itu terjadi akibat berbagai kebijakan pemerintah yang memfokuskan untuk meningkatkan daya beli kelompok yang berpendapatan 40 persen ke bawah. Sementara kelompok masyarakat menengah ada sesuatu yang menyebabkan pertumbuhan konsumsi mereka lebih rendah dari tahun sebelumnya.
"Ini juga penyebab dalam hal kenaikan listrik yang rumah tangga kelas menengah," ungkap mantan pejabat Bank Dunia itu.
(mdk/idr)