Sri Mulyani: Ekonomi RI Tumbuh 5,3 Persen di 2021 Jika Pandemi Bisa Dikendalikan
Bendahara Negara itu mengatakan, pertumbuhan tersebut disumbang dari sisi penerimaan maupun dari sisi produksinya. Namun tetap, pemulihan itu akan terjadi jika pemerintah bisa kendalikan pandemi Covid-19 dan program vaksinasi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pemulihan ekonomi yang terjadi pada 2021 hanya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi menjadi 5,3 persen di 2021. Pertumbuhan ini sedikit menurun jika dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni dikisaran 4,5 persen sampai dengan 5,5 persen.
"Kita terus lakukan (pemulihan) pada tahun 2021. Kalau kita lihat tahun 2021 dengan pertumbuhan ekonomi yang kita perkirakan akan kembali pulih di 4,5 hingga 5,3 persen, kata dia dalam Rapim TNI-Polri, secara virtual, Senin (15/2).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Bendahara Negara itu mengatakan, pertumbuhan tersebut disumbang dari sisi penerimaan maupun dari sisi produksinya. Namun tetap, pemulihan itu akan terjadi jika pemerintah bisa kendalikan pandemi Covid-19 dan program vaksinasi.
"Tentu faktor-faktor yang menentukan pemulihan ekonomi adalah apakah bisa kita kendalikan, apakah vaksinasi bisa berjalan sukses dan apakah APBN bisa terus mendukung pemulihan ekonomi serta bagaimana kita menggunakan kondisi krisis ini," jelas dia,
Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen, pemerintah memandang perlu melakukan reformasi secara besar-besaran. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya bisa keluar dari krisis Covid-19, namun lebih cepat dan menjadi negara yang lebih kuat.
"Tidak banyak negara di dunia yang memanfaatkan krisis. Banyak negara begitu mengalami krisis mereka makin masuk terperosok di dalam krisis. Dari krisis kesehatan menjadi krisis sosial, krisis ekonomi, dan krisis politik," sebut dia.
Pentinya Pencegahan Penyebaran Covid-19
Oleh sebab itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengajak seluruh stakeholder dan kementerian lembaga terkait lainnya, untuk bekerja sama dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Sehingga ekonomi 2021 bisa segera pulih lebih cepat.
"Kalau kita semua bekerja secara baik kita Insya Allah bisa kembali pulih dan lebih kuat inilah yang memerlukan komitmen dari semua pihak agar kita mampu menghadapi Covid-19 yang merupakan tantangan yang luar biasa tahun 2021," jelas dia.
(mdk/idr)