Sri Mulyani: Inflasi Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Lain
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, inflasi Indonesia di tahun 2021 relatif terjaga di 1,87 persen, dibandingkan negara lain yang inflasinya sudah di atas 10 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, inflasi Indonesia di tahun 2021 relatif terjaga di 1,87 persen, dibandingkan negara lain yang inflasinya sudah di atas 10 persen.
"Jadi, Indonesia inflasi relatif terjaga 1,87 persen. Secara domestik kita lihat berbagai komponennya cukup terjaga, tapi kita harus simak untuk tahun 2022 harus kita waspadai," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Realisasi APBN 2021, Senin (3/1).
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Bagaimana Banyuwangi menjaga inflasi? Salah satu programnya adalah menjamin ketersediaan bahan pangan melalui intervensi kepada petani hingga perbaikan jalan yang menjadi akses distribusi hasil pertanian.
-
Apa saja penyebab utama inflasi? Salah satu penyebab utama inflasi adalah ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawarannya. Jika banyak orang berusaha membeli produk atau menggunakan jasa yang terbatas, hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga.
Dia menyebut, inflasi di berbagai negara sudah meningkat dan negara-negara tersebut bahkan udah melakukan pengaturan suku bunganya, terutama di negara emerging, misalnya Brazil inflasinya sudah diatas 10 persen.
Kemudian, Rusia inflasinya 8,4 persen, Meksiko 7,4 persen, Afrika selatan inflasinya 5,5 persen sudah menaikan 1 kali 25 bps, Inggris inflasinya diatas 5 persen, Korea selatan inflasinya mencapai 3,7 persen.
Eropa juga sama inflasinya sudah mendekati 5 persen, India inflasinya 4,9 persen, Jepang sudah ada kenaikan inflasi sebesar 0,6 persen. Namun, inflasi yang terjadi di Jepang itu merupakan sesuatu yang positif, pasalnya Jepang biasa menghadapi deflasi.
Namun, di antara negara tersebut yang perlu menjadi perhatian adalah inflasi dari Amerika serikat yang sudah mencapai 6,8 persen, sebelumnya masih di kisaran 6,1 persen dan itu merupakan inflasi terburuk dalam 30 tahun terakhir.
Sementara China inflasinya 2,3 persen, dimana per 20 Desember China menurunkan suku bunga 5 basis poin (bps) menjadi 3,8 persen. "Ternyata di November (inflasi Amerika Serikat) naik lagi menjadi 6,8 persen, tahun depan diperkirakan akan ada kenaikan suku bunga di Amerika Serikat," ucapnya.
Dia menjelaskan, laju Inflasi Harga Konsumen (IHK) mulai menunjukkan tren meningkat perlu diwaspadai transmisi imported inflation akibat tingginya tekanan harga global. "Kalau kita lihat contributor core inflation terutama makanan, pendidikan, kesehatan relatif ada kenaikan, namun belum sampai menimbulkan, namun makanan kita waspadai," ucapnya.
Demikian, inflasi mulai mengalami peningkatan dipengaruhi oleh pemulihan sisi permintaan seiring naiknya mobilitas masyarakat di tengah harga global yang masih menekan. Namun, inflasi IHK cenderung terjaga akibat disrupsi supply masih terbatas dan kenaikan daya beli belum maksimal.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kenaikan Harga Cabai dan Kelapa Sawit Dorong IHPB RI Naik 0,73 Persen
BPS Catat Inflasi Sepanjang 2021 Capai 1,87 Persen
Omicron Hingga Emisi Karbon Jadi Tantangan RI di 2022
Indonesia dan Dunia Terancam Inflasi
BI Prediksi Inflasi Desember 2021 Capai 0,49 Persen
Google Tak Naikkan Gaji Pegawai Meski Inflasi Tinggi di AS