Sri Mulyani: Keluarga Bisa Tingkatkan Kontribusi Perempuan Ke Perekonomian
Menurut Sri Mulyani, kedua orang tua yang sedang mengandung harus memiliki pemikiran bahwa bayi yang dilahirkan baik itu laki-laki maupun perempuan harus mendapatkan perlakuan yang setara.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut bahwa keluarga berperan penting menjadi lingkungan utama dalam meningkatkan kontribusi perempuan terhadap perekonomian.
Sebagaimana diketahui, studi McKinsey melaporkan apabila perempuan diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk berkontribusi terhadap perekonomian, maka produk domestik bruto global bisa meningkat lebih dari Rp12 triliun atau 25 persen.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
"Bagaimana perempuan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap ekonomi, itu mulainya dari keluarga dan terutama dari dalam kandungan orang tuanya," ungkap Sri Mulyani dalam Webinar Women in Leadership di Jakarta, Senin (7/3).
Menurut Sri Mulyani, kedua orang tua yang sedang mengandung harus memiliki pemikiran bahwa bayi yang dilahirkan baik itu laki-laki maupun perempuan harus mendapatkan perlakuan yang setara.
Dengan demikian, tak ada lagi gengsi yang lebih besar jika mendapatkan bayi laki-laki, sehingga perlakuannya lebih spesial dibanding saat mendapatkan bayi perempuan.
"Ini sangat penting agar saat bayinya lahir, ia mendapatkan lingkungan yang tidak mengenal diskriminasi," tuturnya.
Formasi Sangat Kritikal
Sri Mulyani menyebutkan perlakuan yang setara dan pemberian kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan di lingkungan keluarga merupakan formasi yang sangat kritikal.
Salah satu contoh pemberian kesempatan yang sama dalam keluarga untuk laki-laki dan perempuan yakni pada saat pemilihan objek studi. Jangan sampai ada larangan untuk wanita agar tidak memilih pendidikan yang mayoritas diisi oleh laki-laki.
Hal tersebut tak hanya baik untuk perempuan dalam meningkatkan kepercayaan diri, namun bagi laki-laki agar terbiasa dan tidak terancam nantinya di dunia kerja saat melihat perempuan yang lebih aktif dan memiliki posisi yang lebih tinggi.
(mdk/idr)