Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Makin Tinggi, Defisit Energi Besar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, makin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara maka makin tinggi permintaan energi. Sebab akan banyak aktivitas industri yang menggunakan energi. Hal ini pun dapat menyebabkan pembengkakan defisit.
Kementerian Keuangan menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 hingga 5,6 persen dalam asumsi ekonomi makro di 2020. Bersamaan dengan target yang lebih tinggi dari pada tahun ini, pemerintah pun mewaspadai external balance perekonomian nasional, seperti defisit perdagangan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, makin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara maka makin tinggi permintaan energi. Sebab akan banyak aktivitas industri yang menggunakan energi. Hal ini pun dapat menyebabkan pembengkakan defisit.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
"Makin tumbuh pertumbuhan ekonomi makin tinggi permintaan energi, kalau kita lihat defisit makin meningkat, agar bisa tumbuh tinggi," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (17/6).
Sejak kuartal I-2017 hingga kuartal I-2019 untuk merealisasikan angka pertumbuhan di atas 5 persen, sebagian besar sektor perdagangan nasional mengalami defisit. Bahkan, dari 23 sektor yang dihitung menyumbang pertumbuhan ekonomi, hanya 8 sektor yang mengalami surplus.
"Beberapa handicap pertumbuhan ekonomi, dapat dilihat dari transaksi berjalan. Kalau kita lihat penyumbang defisit transaksi berjalan, komoditas maupun subsektor yang defisit, hanya sedikit yang surplus," papar Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, di kuartal I-2019 ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen. Pada saat yang sama sektor pengolahan energi untuk minyak mengalami defisit 2,79 persen, pengadaan gas defisit 0,50 persen, pertambangan minyak mentah defisit 0,81 persen. Hanya sektor pertambangan gas yang mengalami surplus, yakni sebesar 2,83 persen.
Baca juga:
Pemangkasan Pertumbuhan Ekonomi Bank Dunia Tak Berpengaruh ke RI
Infrastruktur Jadi Modal RI Jadi Negara Kelas Menengah Atas
Indef Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen di 2020 Kurang Realistis
Usulan Pertumbuhan Ekonomi 5,6 Persen di 2020 Realistis?
Jadi Negara Kelas Menengah Atas, Pertumbuhan ekonomi RI Harus Capai 7 Persen
Sri Mulyani Ungkap Kebutuhan Investasi RI Capai Rp5.832 Triliun di 2020