Sri Mulyani sebut anjloknya Rupiah karena kondisi politik AS
Saat ini, kondisi di negeri Paman Sam tersebut memang tengah memanas. Alasannya, di sejumlah wilayah terjadi banyak penolakan atas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui saat ini masih terus mengamati penyebab anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Dia menyebut, ada beberapa faktor di luar fundamental yang menjadi indikasi terjadinya perubahan tersebut.
"Kami (pemerintah) bersama-sama akan melihat perkembangan yang ada. Pertama tentu dalam situasi seperti ini, mengidentifikasi faktor-faktor di luar fundamental yang memengaruhi psikologi. Katakan kalau ada rumor mengenai perubahan policy (kebijakan) atau ada spekulasi, kita akan lihat itu. Dan apakah itu merupakan sesuatu yang dibuat atau dia karena semuanya secara bersama-sama merasa khawatir terhadap perkembangan yang terjadi," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (11/11).
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa yang diuntungkan dari Pemilu di Indonesia? Dengan adanya pemilu, para pemimpin yang terpilih dapat secara sah dan demokratis memegang kekuasaan.
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, ada indikasi jika anjloknya nilai tukar Rupiah disebabkan karena adanya perkembangan situasi politik di Amerika Serikat. Saat ini, kondisi di negeri Paman Sam tersebut memang tengah memanas. Alasannya, di sejumlah wilayah terjadi banyak penolakan atas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
"Sampai hari ini kita lihat perkembangan Rupiah bersama indeks harga saham dan surat berharga itu memang sangat dipengaruhi oleh sentimen yang terjadi secara regional maupun global, karena perubahan atau perkembangan situasi politik di AS," jelasnya.
"Seperti saya sebutkan kemarin, karena AS adalah negara terbesar dari ekonominya tentu apapun yang dilakukan dan diputuskan di sana, bahkan pernyataan juga akan mempengaruhi. Dan kita akan terus mencoba melakukan counter dengan market untuk memberikan keyakinan mengenai pondasi ekonomi kita," tandasnya.
Seperti diketahui, nilai tukar Rupiah dibuka merosot tajam pada perdagangan hari ini. Rupiah dibuka anjlok ke level Rp 13.394 per USD dari level Rp 13.138 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya. Bahkan, sepanjang perdagangan Rupiah sempat anjlok 575 poin.
Baca juga:
BI: Ekspor non-migas RI turun ke titik terendah dalam 5 tahun
Ini penyebab Rupiah sempat anjlok 575 poin hari ini
Neraca Perdagangan RI surplus USD 5,7 miliar di triwulan III-2016
APP: Pelaku usaha harus libatkan masyarakat cegah kebakaran hutan
Hari belanja online, Alibaba berhasil raup Rp 70 T dalam waktu 1 jam
Pasokan melimpah, harga minyak dunia turun tipis
Harga emas dunia dan Indonesia kompak merosot tajam