Sri Mulyani: Seluruh dokumen anggaran diperiksa, hingga titik koma
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pengadaan barang dan jasa untuk belanja pemerintah merupakan sektor paling rawan dalam pengelolaan anggaran. Untuk itu, dia meminta seluruh pejabat dan pegawai Kementerian Keuangan berhati-hati dalam menetapkan dan mengalokasikan anggaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pengadaan barang dan jasa untuk belanja pemerintah merupakan sektor paling rawan dalam pengelolaan anggaran. Untuk itu, dia meminta seluruh pejabat dan pegawai Kementerian Keuangan berhati-hati dalam menetapkan dan mengalokasikan anggaran.
"Saya minta seluruh dokumen anggaran diperiksa, tidak hanya titik koma, angka, juga peruntukkannya," ujar Sri Mulyani saat memberi sosialisasi di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (28/6).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kapan Mutiara Baswedan menyelesaikan pendidikannya? Tahun 2020 lalu, Mutiara pun akhirnya lulus dan diwisuda. Meskipun saat itu wisuda dilakukan secara daring, hal ini tak membuat kebahagiaan keluarga ini berkurang. Dalam potret ini, Anies pun tampak bangga dan mencium pipi putrinya yang akhirnya menyelesaikan pendidikannya.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
Sri Mulyani mengatakan, tidak hanya dalam pengelolaan, dalam penetapan besaran anggaran para pejabat harus dapat memastikan jumlah anggaran. Sehingga, hal ini tidak selalu mendapat revisi atau penambahan di kemudian hari.
Sri Mulyani mencontohkan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) salah satu instansi yang pernah mengajukan penambahan anggaran untuk membiayai suatu program. Pihaknya pun tidak lantas mengabulkannya, namun melakukan koreksi terhadap anggaran yang ada.
"Bea cukai waktu itu melapor saya, saya waktu itu diajak olahraga dulu biar senang. Habis itu mereka lapor katanya patroli bea dan cukai kurang (anggarannya) sekitar Rp 34 triliun kalau tidak salah. Saya bilang, pokoknya itu harus dipenuhi, saya tidak mau menambah belanja anggaran. Setelah di cek Pak Wamenkeu ternyata anggaran yang ada bisa digunakan tanpa menambah belanja anggaran," jelasnya.
Untuk itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menegaskan, pentingnya melakukan perencanaan anggaran yang baik dan benar. Pejabat yang berwenang mengajukan kebutuhan anggaran juga tidak boleh takut mengelola anggaran.
"Kita mengelola keuangan tidak boleh merasa takut. Saya takut ditangkap KPK, saya takut nanti diaudit. Kalau Anda merasa takut, berarti ada dua hal, Anda tidak tahu aturan sehingga Anda takut melanggar, atau memang Anda punya niat," tandasnya.
Baca juga:
Sri Mulyani: Belanja negara harus ciptakan bisnis untuk tingkatkan ekonomi RI
Kemenkeu sosialisasi aturan pencegahan korupsi pengadaan barang dan jasa
Pemerintah akan buat lembaga baru kelola dana pensiun PNS
Sri Mulyani: Skema baru pensiun PNS masih pembahasan tahap awal di Istana
Lantik pejabat eselon I, Sri Mulyani ingatkan soal korupsi dan OTT kepala daerah