Sri Mulyani ungkap kondisi ekonomi dunia pasca krisis 2008
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan kondisi ekonomi global pasca krisis ekonomi 2008 silam. Menurutnya ada satu hal yang harus diwaspadai yaitu soal perdagangan internasional.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati membeberkan kondisi ekonomi global pasca krisis ekonomi 2008 silam. Menurutnya ada satu hal yang harus diwaspadai yaitu soal perdagangan internasional.
Ani, sapaan akrab Sri Mulyani menjelaskan, perdagangan internasional sejak 2008 sangat lemah. Bahkan berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi global.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
"Sejak 2008 sesudah krisis, pertumbuhan perdagangan internasional di bawah ekonomi global. Biasanya ini malah dua kali lipat dibanding ekonomi," jelas Ani di Bappenas, Jakarta, Selasa (11/4).
Kondisi ini harus diwaspadai Indonesia karena perdagangan menopang pertumbuhan ekonomi. Apalagi, harga komoditas saat ini masih bertahan rendah.
Namun demikian, Ani cukup senang Indonesia masih bisa bertahan hingga saat ini. Bahkan, Indonesia jauh lebih baik dibanding negara lain seperti Brasil, Meksiko, Kolombia.
"Indonesia masih bisa tumbuh setara negara produsen migas. Harga komoditas turun, tapi ekonomi domestik kita masih kuat."
Baca juga:
Sri Mulyani: Jangan hanya minta duit, tapi program tak jelas
Sri Mulyani: Banyak yang 'ngedumel', saya potong anggaran di 2016
Sri Mulyani waspadai kebijakan Donald Trump soal kecurangan dagang
Sri Mulyani dan Agus Martowardojo rapat dengan Luhut, ini hasilnya
Sri Mulyani sebut minimnya infrastruktur buat daya saing RI rendah
Ini pesan Sri Mulyani soal gunakan dana LMAN untuk pengadaan tanah
Menkeu Sri Mulyani blokir izin 9.568 perusahaan impor