Sri Mulyani Waspadai Dampak Inflasi dan Kebijakan Moneter Negara Maju
Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi ini, IMF telah menurunkan ramalan pertumbuhan ekonomi global menjadi 5,7 persen dari sebelumnya akan tumbuh 5,9 persen di tahun 2022.
Naiknya angka inflasi di berbagai negara maju perlu diwaspadai, terutama di Eropa dan China. Sebab, tingginya inflasi bisa berdampak pada harga produk di level konsumen.
"Transisi ini harga konsumen ini bisa meningkatkan tekanan inflasi (di Indonesia)," Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/11).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Selain inflasi, kebijakan moneter negara maju juga perlu menjadi perhatian pemerintah. Sehingga bisa menghindar dari dampaknya seperti risiko tapering.
Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi ini, IMF telah menurunkan ramalan pertumbuhan ekonomi global menjadi 5,7 persen dari sebelumnya akan tumbuh 5,9 persen di tahun 2022. Sedangkan untuk tahun ini hanya tumbuh 4,5 persen dari prediksi sebelumnya 4,9 persen.
"Perekonomian global ini harus diwaspadai," kata Sri Mulyani.
Di sisi lain, Indonesia juga harus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal IV tahun ini pemulihan ekonomi telah terjadi secara akseleratif seiring dengan penanganan Covid-19 yang makin efektif.
Sri Mulyani meyakini pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini bisa mencapai target yang telah ditentukan. Mengingat sektor produksi untuk konsumsi ekspor, manufaktur, perdagangan dan pertambangan terus bergerak menuju pemulihan.
"Outlook kita tahun ini masih bisa tumbuh 3,5 persen hingga 4 persen," kata dia.
Baca juga:
Survei BI: Telur Ayam dan Minyak Goreng Penyumbang Utama Inflasi November 2021
Mengenal Dampak Inflasi, Ketahui Jenis dan Penyebabnya
Inflasi Jadi Tantangan Pemulihan Ekonomi Nasional
Jokowi: Dampak Pandemi Kemana-mana, dari Krisis Energi Hingga Kontainer Langka
Said Iqbal: Kenaikan UMP 2022 Lebih Rendah dari Inflasi, Buruh Nombok
Sri Mulyani Waspadai Inflasi di Negara Maju, Apa Dampaknya untuk Indonesia?