Sri Mulyani Waspadai Ekonomi Global Berpotensi Resesi di Tahun Depan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemulihan ekonomi dunia tahun depan akan mengalami pelemahan, akibat gejolak ekonomi global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemulihan ekonomi dunia tahun depan akan mengalami pelemahan, akibat gejolak ekonomi global.
"Kita lihat resiko bergeser sekarang dari pandemi menjadi gejolak ekonomi global, pertama inflasi global melonjak akibat disrupsi dari sisi suplai," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers: Nota Keuangan & RUU APBN 2023, Selasa (16/8).
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani dan Retno Marsudi saat rapat bersama? "Saya dan @retno_marsudi seperti dua anak sekolah bandel ya…" Sri Mulyani
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
Menkeu menjelaskan, diketahui bersama saat itu pandemi covid-19 menyebabkan supply side atau production terdisrupsi, dalam hal ini begitu demand atau permintaan pulih dengan adanya vaksin dan mobilitas namun sisi supplynya tidak bisa mengikuti secara sama, inilah yang menyebabkan terjadinya inflasi akibat pandemi.
Namun pandemi belum sepenuhnya teratasi, muncul perang yang menyebabkan disrupsi sisi pangan dan energi yang menambah gejolak sisi produksi, sementara demand-nya sudah melonjak akibat stimulus baik fiskal atau moneter.
"Inilah yang menyebabkan inflasi global melonjak sangat tinggi, dan ini menimbulkan respons kebijakan dalam bentuk likuiditas yang ketat dan suku bunga yang dinaikkan," imbuhnya.
Terutama di negara maju, karena inflasi yang tertinggi ada di berbagai negara maju seperti di Amerika dan Eropa yang memecahkan rekor dalam 40 tahun terakhir mencatatkan inflasi yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan gejolak di sektor keuangan, capital outflow terjadi, pelemahan nilai tukar terjadi.
"Dan ini menyebabkan cost of fund atau lonjakan biaya utang di semua negara di dunia. Inilah kemudian memunculkan potensi krisis utang global yang menyebabkan PBB kemudian membentuk PBB global krisis respon di mana bapak presiden menjadi anggotanya," jelasnya.
Adanya gejolak ekonomi yang melonjak, juga menyebabkan 60 negara berpotensi mengalami krisis utang dan krisis refinancing dari pembiayaan mereka. "Bagi mereka (negara) yang sekarang ini sudah memiliki rasio utang cukup tinggi menjadi perhatian dunia," ujarnya.
Di sisi lain, inflasi yang tidak menurun secara cepat namun respons kebijakan dari sisi likuiditas dan suku bunga direm, maka dari sisi fiskal bisa menyebabkan pemulihan ekonomi menjadi melemah, sehingga potensi terjadinya stagflasi yaitu inflasi dengan kombinasi resesi menjadi salah satu yang menciptakan tantangan yang rumit pada tahun ini maupun tahun depan.
"Itu konteksnya, jadi kalau kita lihat apakah terjadi tanda-tanda pelemahan ekonomi global, Ya IMF sudah menyebutkan bahwa pemulihan ekonomi global melemah," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Potensi Indonesia Jatuh Resesi Rendah, ini Alasannya
Ma'ruf Amin Ajak Masyarakat Bersiap Hadapi Ancaman Resesi
Menteri Bahlil Soal Kabar RI di Ujung Resesi: Itu Hoaks Besar
Ekonomi Indonesia Masih Jauh dari Resesi, Ini Buktinya
Menteri Bahlil: Ekonomi Indonesia Jauh Sekali dari Resesi
Ekonomi RI Kuat Bertahan di Tengah Ancaman Resesi Global