Strategi Kemenperin Tingkatkan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
Industri manufaktur akan tumbuh dan berkembang apabila didukung melalui tiga faktor penting, yakni adanya peningkatan investasi, pemanfaatan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM.
Industri manufaktur akan tumbuh dan berkembang apabila didukung melalui tiga faktor penting, yakni adanya peningkatan investasi, pemanfaatan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM karena seiring dengan momentum bonus demografi yang sedang dinikmati hingga 2030.
Tenaga Ahli Kementerian Perindustrian Bidang Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan Vokasi Industri, Mujiyono mengatakan Indonesia masih terbilang sedikit memiliki unit pendidikan vokasi seperti politeknik. Padahal, melalui sekolah kejuruan, diharapkan dapat mencetak SDM yang terampil dan siap kerja.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Bagaimana pabrik gula di Tegal berkembang hingga menjadi pusat industri? Pabrik Gula di Tegal Pada tahun 1832, di sebelah timur Tegal, tepatnya di Desa Pangkah, dibangunlah pabrik gula pertama di Tegal. Pendirinya adalah seorang investor swasta bernama NV Kosy dan Sucier. Setelah itu muncul pabrik-pabrik gula lainnya. Pada tahun 1841-1842 muncul pabrik gula di Desa Kemanglen dan Dukuwringin.
-
Di mana permasalahan tentang tenaga kerja terjadi? Susahnya cari Kerja di Indonesia Sulitnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
"Indonesia punya sebanyak 4.529 perguruan tinggi, tetapi cuma 6 persen politekniknya. Sedangkan, di China porsi mahasiswa vokasinya sudah 59 persen kemudian India 36 persen, Swiss 67 persen, Jerman 48 persen, Austria 76 persen, Belgia 55 persen, dan Belanda 68 persen," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/5).
Di Eropa, menurut Mujiyono, generasi mudanya lebih bangga untuk masuk sekolah vokasi dibanding sekolah akademik. Tetapi kalau di Indonesia sebaliknya. Padahal, untuk mencetak tenaga ahli itu diperlukan lulusan vokasi.
Lebih lanjut, kata dia, kalau Indonesia ingin mengejar ketertinggalan dengan China, berarti Indonesia butuh lebih dari 2.250 politeknik. "Kalau pemerintah ingin membangun 10 politeknik dalam setahun, maka dibutuhkan 200 tahun agar bisa terwujud," kata dia.
Mujiyono pun menyebutkan, berdasarkan laporan Bank Dunia, Indonesia butuh waktu 45 tahun untuk mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan dalam hal membaca. Sementara untuk ilmu pengetahuan, Indonesia butuh waktu sampai dengan 75 tahun.
"Jadi, program prioritas pemerintah saat ini adalah melakukan perbaikan sistem melalui pendidikan dan pelatihan vokasi, sehingga meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Dalam hal ini, Kemenperin berperan menyiapkan dan menghasilkan SDM industri yang kompeten," tuturnya.
Mujiyono menegaskan, untuk membangun kualitas SDM, kuncinya adalah pendidikan. Dalam hal ini, Kemenperin melalui Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) memiliki tugas untuk menyiapkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan sektor manufaktur.
"Kalau bonus demografi ini bisa kita kelola dengan baik, dengan meningkatkan kompetensinya dan jumlah tenaga ahlinya, akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat sekali. Tetapi sebaliknya, kalau kita tidak kelola dengan baik, akan menjadi masalah sosial," paparnya.
Mujiyono mencontohkan, ketika ada bonus demografi, Jepang sempat mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9 persen. Bahkan, perekonomian China mampu meroket di angka 9 persen. Untuk itu, pada tahun ini, pemerintah fokus terhadap upaya pengembangan kualitas SDM yang menjadi agenda pembangunan nasional.
"Saat ini, jumlah tenaga kerja di sektor industri lebih dari 18,2 juta orang. Industri menjadi sektor penyerap tenaga kerja cukup banyak secara nasional. Ini setiap tahun terus tumbuh, rata-rata 600 ribu orang per tahun tambahannya," imbuhnya.
Menurut dia, terdapat enam langkah strategis yang dijalankan oleh Kemenperin untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, yakni pengembangan pendidikan vokasi menuju dual system yang diadopsi dari Jerman. "Konsep pendidikan ini diwajibkan di seluruh unit pendidikan vokasi binaan Kemenperin, yang terdiri dari 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 10 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas. Jadi, semua lulusan kita terserap kerja," jelas dia.
Langkah selanjutnya, pembangunan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri. Ini guna mendorong investasi masuk ke kawasan industri dan memudahkan perusahaan mencari tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya. "Upaya ketiga adalah membangun link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri. Kami wajibkan industri membina 5 SMK," ujarnya.
Lagkah yang keempat, Kemenperin melaksanakan pendidikan dan pelatihan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja). Program ini juga diikuti para penyandang disabilitas. Tahun ini ditargetkan jumlah peserta yang mengikuti 72 ribu orang dan tahun 2019 mencapai 100 ribu orang.
"Yang kelima, kami memberikan sertifikat kompetensi tenaga kerja industri. Semua sekolah vokasi kami sudah dipayungi dengan SKKNI. Keenam, dalam pengembangan SDM menuju industri 4.0. Kemenperin sedang membangun Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri 4.0 di Jakarta," jelasnya.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan terkait akselerasi program pendidikan vokasi, pemerintah telah menuangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, dengan target penambahan 500 politeknik yang link and match dengan industri.
"Bapak Presiden Joko Widodo ingin pembangunan politeknik yang masif, karena dalam RPJMN untuk 2020-2024, SDM menjadi kunci dari pembanguan. Ini yang akan kita bangun di setiap stratanya," kata Airlangga.
Baca juga:
Kemenperin Target Bangun 500 Politeknik Hingga 2024
Kemenperin Bikin Aplikasi Identifikasi Keaslian Batik
Industri Manufaktur Semakin Produktif dan Kompetitif
Menperin Dorong Generasi Milenial Terjun ke Industri Makanan dan Minuman
Jurus Menperin Airlangga Genjot Pertumbuhan Ekonomi dari Sektor Industri
Ekspor Ditarget USD 60 Juta, ini Tantangan Industri Batik Indonesia
Menteri Airlangga Beberkan Peran Penting Batik Untuk Ekonomi Indonesia