Strategi Menkeu Sri Mulyani agar penyaluran subsidi tepat sasaran
Permasalahan subsidi selama ini berkutat pada implementasinya yang tidak tepat sasaran sehingga membebani anggaran.
Pemerintah, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, menurunkan alokasi subsidi sebesar Rp 2,9 triliun yakni dari Rp 177,8 triliun pada APBN Perubahan 2016 menjadi Rp 174,9 triliun. Tahun depan, pemerintah mengklaim punya cara agar penyaluran subsidi lebih tepat sasaran.
Seperti diketahui, permasalahan subsidi selama ini masih berkutat pada implementasinya yang tidak tepat sasaran sehingga membebani anggaran. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya akan menggunakan basis data terpadu yang telah dimutakhirkan (Pemutakhiran Badis Data Terpadu/PBDT 2015).
"Dengan PDBT 2015, kita akan melihat dan menganalisis hingga 40 persen masyarakat termiskin di Indonesia, lengkap dengan nama, alamat, dan karakteristik rumah tangga," kata Menteri Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (30/8).
Di sisi lain, penggunaan teknologi yang lebih maju, seperti kartu dan smartcard, akan terus diupayakan untuk dapat memperbaiki akurasi, efisiensi, dan efektivitas pemberian subsidi. Kebijakan ini juga akan didukung dengan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada rumah tangga sasaran penerima subsidi.
"Koordinasi dan kerjasama dari semua pihak terkait, seperti pemerintah pusat, pemerintah darrah, BUMN, dan masyarakat juga akan terus dilakukan," imbuhnya.
Seperti diketahui, dari subsidi energi, pemerintah mengalokasikan Rp 48,6 triliun untuk subsidi listrik dalam RAPBN 2017, menurun dari APBNP 2016 sebesar Rp 50,7 triliun. Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp 42,3 triliun untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM), menurun dari APBNP 2016 sebesar Ro 43,7 triliun.
Untuk subsidi nonenergi, Rp 10,3 triliun dialokasikan untuk subsidi pajak ditanggung pemerintah (DTP); Rp 19,8 triliun untuk subsidi pangan; Rp 15,8 triliun untuk subsidi bunga kredit program; Rp 4,3 triliun untuk subsidi public service obligation (PSO); Rp 1,3 triliun untuk subsidi benih; dan Rp 31,2 triliun untuk subsidi pupuk.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kapan sidang lanjutan PHPU Pilpres 2024 yang menghadirkan Sri Mulyani? Hari ini, Jumat, MK memanggil empat menteri Kabinet Indonesia Maju, yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
Baca juga:
Ini prioritas belanja pemerintah di 2017
Genjot ekonomi, ini strategi fiskal Menkeu Sri Mulyani untuk 2017
APBN 2015 tak tercapai, menkeu janji tetapkan target lebih realistis
Ini hasil rapat Ketua DPR, Menkeu, dan BPK semalam
Fitra: R-APBN 2017 tak mensejahterakan & potensi tambah utang
Membongkar anggaran Jokowi di 2017, tak ada dana kenaikan gaji PNS
Dengan dana belanja Rp 2.070 T, ini target pembangunan tahun depan