Subsidi Energi Habiskan Anggaran Rp131 Triliun di 2021, Terbanyak untuk BBM & LPG
Menteri Arifin merinci, realisasi subsidi energi terbesar masih diduduki sektor BBM dan LPG. Yakni, mencapai Rp83,7 triliun.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencatat, realisasi subsidi energi di sepanjang tahun 2021 sebesar Rp131,5 triliun.
"Subsidi energi ini dipertahankan untuk menjaga daya beli masyarakat dalam pemulihan ekonomi," kata Arifindalam konferensi pers Capaian Kinerja Tahun 2021 dan Program Tahun 2022, Jakarta (12/1).
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Mengapa subsidi energi ini dianggap penting bagi Indonesia? Subsidi ini selalu menjadi hal yang penting untuk negara kita ini, karena dengan subsidi maka pemerintah ini memang bisa hadir langsung untuk masyarakat dan membantu masyarakat menghadapi gejolak harga, ketersediaan pasokan, dan lain sebagainya,
-
Di mana energi listrik disimpan? Accu = yaitu alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.
-
Kapan Pertamina Patra Niaga menjalankan program Subsidi Tepat untuk JBT Solar? Subsidi Tepat JBT Solar sudah diuji coba sejak tahun 2022 dan berjalan secara nasional di 514 Kota dan Kabupaten untuk penggunaan QR Code pada Bulan Juli 2023 lalu. Sepanjang tahun 2023, hampir 14 juta KL transaksi Solar sudah tercatat secara digital.
-
Siapa yang mendapat tugas untuk menyalurkan subsidi energi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran.
Menteri Arifin merinci, realisasi subsidi energi terbesar masih diduduki sektor BBM dan LPG. Yakni, mencapai Rp83,7 triliun.
"Sementara subsidi lainnya di sektor listrik sebesar Rp47,8 triliun," imbuhnya.
Adapun target subsidi sektor energi di tahun 2022 lebih tinggi dari tahun lalu. Yaitu, sebesar Rp134 triliun.
Seperti tahun sebelumnya, subsidi terbesar masih dialokasikan kepada sektor BBM dan LPG Rp77,5 triliun. Sementara untuk sektor kelistrikan alokasi subsidi mencapai Rp56,5 triliun.
Mobil Listrik Bisa Hemat Subsidi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa penggunaan kendaraan listrik bisa mendorong pengurangan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Ini juga akan mendukung ketahanan energi nasional.
"Pemanfaatan kendaraan listrik akan mengurangi impor BBM, mengurangi pemanfaatan BBM yang asalnya lebih banyak impor," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Jakarta, Rabu (14/7).
Saat ini, penggunaan gasoline di Indonesia masih impor. Menurut informasi yang diterimanya, saat ini produksi diesel sudah cukup untuk disubtitusi dengan biofuel. "Biofuel akan terus ditingkatkan terutama mensubtitusi pemanfaatan bensin," kata dia.
Saat ini sedang dilakukan kegiatan pengembangan pilot project komersial produksi green fuel bioavtur dan green diesel. Setelah itu akan juga masuk ke green gasoline.
Dadan menjelaskan potensi pengurangan impor BBM yakni bensin dan diesel bisa mencapai 67,9 bopd bila disubtitusi dengan penggunaan kendaraan listrik. Angka ini setara dengan penghematan devisa negara sebesar USD 1,6 miliar. Di samping itu, ada potensi penghematan subsidi BMM per tahun hingga Rp600 miliar per tahun.
Penghematan tersebut bisa dicapai dengan target penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sebanyak 2 juta mobil dan 13 jua motor. Sehingga secara bertahap akan ada penghematan energi mencapai 26,95 MBOE.
Begitu juga dengan gas rumah kaca juga akan turun hingga 6,66 juta ton. Namun akan menambah penggunaan listrik hingga 7,1 TWh secara bertahap.
Sementara itu dari sisi masyarakat, penggunaan KBLBB bisa menghemat biaya bahan bakar. Bagi pengguna motor listrik bisa menghemat Rp 100 ribu per bulan dan Rp 320 ribu per bulan bagi pengguna mobil listrik.
(mdk/idr)