Siap-Siap, Pemerintah Sedang Godok Skema Penyaluran Subsidi BBM, BLT, hingga Listrik
Satgas akan mulai rapat perdana pada Senin (4/11) untuk menentukan formulasi skema subsidi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan regulasi terkait skema subsidi BBM, LPG, Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga listrik akan selesai dua pekan lagi.
"Jadi, kita lagi tunggu saja, 2 minggu dikasih waktu oleh Bapak Presiden, jadi 2 minggu ini akan kami selesaikan," kata Bahlil usai menghadiri Pembahasan Usulan Program Quick Win Kementerian di Bidang Perekonomian, di Jakarta, Minggu (3/11).
Bahlil menjelaskan, untuk menyelesaikan permasalahan terkait subsidi BBM, pihaknya telah membentuk Satuan Tugas untuk mengkaji subsidi tepat sasaran. Pasalnya, jumlah subsidi yang digelontorkan Pemerintah pada tahun 2024 sebesar Rp435 triliun dinilai tidak tepat sasaran.
"Bapak Presiden meminta kita membentuk tim, di mana yang memimpin tim adalah saya sendiri untuk mengkaji subsidi tepat sasaran. Karena kita tahu subsidi kita sekarang kan Rp435 triliun di 2024, itu terdiri dari kompensasi dan subsidi. Dari Rp435 triliun itu untuk LPG Rp83 triliun," ujarnya.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, baik dari PLN, Pertamina, maupun BPH Migas, mulai dari subsidi BBM hingga listrik berpotensi tidap tepat sasaran. Oleh karena itu, Presiden Prabowo meminta Bahlil menjadi ketua Satgas untuk menyelesaikan permasalahan subsidi tersebut.
"Nah kami mentengarai, dari berbagai laporan yang masuk, baik PLN maupun Pertamina, maupun BPH Migas, dari subsidi BBM dan listrik, itu melihat ada potensi yang tidak tepat sasaran. Tujuan subsidi itu kan adalah diberikan kepada warga negara yang berhak untuk menerima subsidi," katanya.
Adapun kata Bahlil, Satgas akan mulai rapat perdana pada Senin (4/11) untuk menentukan formulasi skema subsidi tersebut. Namun, sebenarnya Bahlil sudah menyiapkan berbagai opsi, salah satunya adalah BLT BBM.
"Nah dalam rangka itu, besok kami sudah mulai rapat perdana, sebenarnya sudah rapat terus, untuk kita mencari formulasinya. Formulasinya mungkin ada beberapa, salah satu di antaranya subsidi itu biar tepat sasaran, kemungkinan kita akan memberikan BLT kepada masyarakat, atau ada opsi lain, atau di-blending," pungkasnya.