Sumber Daya Memadai Jadi Kunci Memacu Ketahanan Pangan
Potensi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan masih besar untuk dioptimalkan dengan bersama-sama saling berkolaborasi antar pelaku bisnis dari hulu ke hilir.
Indonesia membutuhkan ketahanan pangan yang memadai dengan jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa. Sejatinya, ruang untuk terus memperkuat ketahanan pangan itu masih sangat terbuka.
Potensi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan masih besar untuk dioptimalkan dengan bersama-sama saling berkolaborasi antar pelaku bisnis dari hulu ke hilir.
-
Bagaimana cara Irjen Kementan mengajak Petani dan ASN Kementan untuk bangkit membangun pertanian Indonesia? “Kita sedang dalam posisi dan situasi yang tidak sedang baik, iklim dan cuaca yang sedang mempengaruhi proses pertanian. Itulah yang sedang dilakukan oleh Bapak Menteri." "Beliau banyak melakukan terobosan, melakukan kegiatan yang tanpa henti. Kalau bapak Menteri speednya sudah maksimal, tentunya kita anak buahnya yang ada di Kementerian Pertanian, ASN Pertanian, punya tanggung jawab yang lebih,” kata Irjen Setyo.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Bagaimana Mentan Indonesia ingin meningkatkan produktivitas padi di lahan rawa? Teknologi dan mekanisasi yang presisi adalah poin yang juga kami sampaikan untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman padi di lahan rawa," katanya.
-
Kapan rapat terkait perkembangan sektor pertanian nasional akan digelar? Herindra menambahkan bahwa dalam waktu dekat Menhan Prabowo dan jajaran Kemenhan akan menggelar rapat terkait perkembangan sektor pertanian nasional.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Siapa yang mengajak pemerintah daerah dan petani untuk mandiri dalam membangun pertanian? Mentan juga mengajak pemerintah daerah dan petani untuk mandiri dalam membangun pertanian, mengingat APBN sektor pertanian yang terbatas.
Untuk memacu gagasan dalam menyusun strategi ketahanan pangan, Wismilak Foundatin melalui Diplomat Success Challenge (DSC) 12, menggelar kompetisi wirausaha dengan tema Building Impactful Business Farming and Fisheries Sector melalui webinar bekerjasama MarkPlus Institute.
Seperti diketahui, masalah ketahahan pangan adalah isu krusial bagi Indonesia. Kunci untuk memacu ketahanan pangan tersebut jelas butuh sumber daya manusia yang memadai baik di sektor, pertanian, peternakan, dan perikanan. Namun sayangnya, banyak generasi muda yang tidak tertarik pada sektor-sektor pangan tersebut.
Co-founder & CSO Aruna, Utari Octavianty mengungkapkan, bersama kedua rekannya, Indraka Fadhlilah dan Farid Naufal Aslam, dia mendirikan Aruna. Sebuah bisnis rintisan bidang perikanan dalam merevolusi ekosistem perdagangan hasil laut dengan teknologi dengan misi sociopreneur.
Dengan platform Aruna, supply chain dapat lebih ringkas karena transaksi pembelian ikan terjadi secara langsung antara nelayan atau pembudidaya dengan konsumen, tanpa melalui jalur tengkulak.
"Nelayan mendapatkan harga jual yang layak, konsumen pun mendapatkan kebutuhan ikan dengan harga yang masuk akal," papar Utari dikutip di Jakarta, Jumat (8/10).
Dalam menjalankan usaha itu, Aruna menggunakan aplikasi melalui fitur telepon pintar. Namun, kendalanya, tak banyak nelayan yang bisa menggunakan teknologi tersebut. Tak kurang akal, Aruna pun memboyong cerita sukses dari nelayan yang menjadi pilot project penerapan aplikasi tersebut. Selain itu,
"Kami membentuk local heroes yang berperan membantu nelayan setempat untuk memantau dan mengoperasikan aplikasi Aruna," imbuhnya.
Sektor Peternakan
Bila Utari fokus di perikanan, Founder & CEO Ternakesia, Dalu Nyzlul Kirom, memilih memajukan sektor peternakan. Ternakesia sendiri fokus membantu peternak Indonesia di bidang permodalan, pemasaran, dan manajemen.
"Ternakesia hadir sebagai bentuk jawaban atas permasalahan di sektor peternakan dengan mengamplifikasikan teknologi ke bisnis peternakan," ujar Dalu.
Dalu melihat, ruang optimalisasi bisnis peternakan masih sangat terbuka. Salah satu contohnya, bagaimana peternak melihat peluang bisnis makanan halal. Islamic Economic Forum 2019 menunjukkan data, Indonesia adalah negara dengan konsumen makanan halal nomor 1 di dunia, dengan nilai 273 miliar USD per tahun. Tapi sayangnya Indonesia bukan termasuk 10 besar pemasok makanan halal di dunia.
"Inilah ironi sekaligus peluang besar kita khususnya wirausaha muda untuk memenuhi permintaan kebutuhan hasil ternak dengan standarisasi halal yang perlu kita manfaatkan," paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, DSC mendukung perekonomian Indonesia dengan membangun ekosistem wirausaha melalui kegiatan virtual bertajuk Unlocking Opportunities.
Menteri BUMN, Erick Thohir dan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, memberikan apresiasi adanya kompetisi DSC ke-12 pada tahun ini. Terlebih atas dedikasi dan konsistensinya menyelenggarakan kompetisi selama lebih dari satu dekade.
"Kegiatan Diplomat Success Challenge sangat baik sekali sebagai support system, bagi wirausaha muda Indonesia agar mudah beradaptasi dengan cepat, inovatif, kolaboratif, dan semangat untuk membuat gebrakan di tengah pandemi," ucap Teten Masduki.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)