Survei: 78,2 Persen Masyarakat Jepang Alami Kecemasan Tinggi, Rekor Terburuk Sejak 1981
Orang-orang paling mengkhawatirkan kesehatan mereka sendiri.
Pemerintah Jepang merilis survei yang menunjukkan 78,2 persen masyarakat Jepang mengalami kecemasan atau khawatir tingkat tinggi. Persentase ini bahkan menjadi rekor sejak tahun 1981.
Dilansir The Japan Times, survei opini publik tentang kehidupan rakyat yang dilakukan Kantor Kabinet juga menemukan bahwa 28,1 persen responden beranggapan standar hidup mereka berada di golongan menengah ke bawah dari masyarakat umum, yang merupakan level tertinggi dalam 35 tahun terakhir, sementara 46,7 persen menjawab menengah, 14,2 persen menengah ke atas, 8,7 persen rendah, dan 1,7 persen tinggi.
- Survei: Karyawan di Singapura Paling Tidak Bahagia Se-Asia Tenggara
- Jelang Populasi Masyarakat yang Semakin Menua, Skrining Kesehatan jadi Langkah Penting bagi Jaga Kondisi Lansia
- Survei: Pekerja Kurang Sejahtera Bisa Ganggu Perekonomian Global
- Masyarakat Indonesia Rentan Alami Guncangan Finansial jika Berhadapan dengan Gangguan Kesehatan
Orang-orang paling mengkhawatirkan kesehatan mereka sendiri, yang disebutkan oleh 63,8 persen dari semua responden, diikuti oleh rencana untuk kehidupan setelah pensiun, dipilih oleh 62,8 persen, dan prospek pendapatan dan aset masa depan, dipilih oleh 58,0 persen.
Sementara itu, persentase responden yang merasa puas atau agak puas dengan pendapatan atau laba mereka adalah 34,9 persen, naik 3,5 poin persentase dari rekor terendah yang tercatat tahun sebelumnya. Persentase responden yang menjawab tidak puas atau agak tidak puas turun 3,5 poin menjadi 64,5 persen.
Beberapa pihak di pemerintahan percaya bahwa hasil ini menunjukkan dampak positif dari kenaikan gaji. Namun, ketika ditanya langkah kebijakan apa yang harus ditekankan pemerintah, proporsi terbesar, yaitu 66,1 persen, memilih langkah melawan inflasi, sama seperti tahun sebelumnya.
Survei telah dilakukan sejak tahun fiskal 1957, dan yang terakhir adalah edisi ke-67.
Survei dilakukan melalui pos dari 8 Agustus hingga 15 September dengan melibatkan 3.000 warga negara Jepang berusia 18 tahun atau lebih di seluruh negeri. Respons yang valid diterima dari 61 persen.
Karena survei sebelumnya dilakukan secara langsung, Kantor Kabinet mengatakan bahwa perbandingan sederhana tidak dapat dilakukan antara hasil terbaru dan data masa lalu.