Survei: Masyarakat Enggan Beli Rumah Dekat Hunian Pasien Covid-19
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan, pandemi Virus Corona memunculkan masalah baru bagi industri properti. Di mana, dalam survei Consumer Sentiment Study H1 2021, sebanyak 50 persen responden menyatakan menghindari membeli hunian di klaster di mana penghuninya ada yang berstatus positif Covid-19.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan, pandemi Virus Corona memunculkan masalah baru bagi industri properti. Di mana, hasil temuan Rumah.com dalam survei Consumer Sentiment Study H1 2021, sebanyak 50 persen responden menyatakan menghindari membeli hunian di klaster di mana penghuninya ada yang sudah berstatus positif Covid-19.
"Temuan ini dapat menjadi indikasi semakin dekatnya lingkungan yang terpapar wabah, sehingga upaya edukasi untuk mengurangi kekhawatiran yang berlebihan harus dilakukan oleh pemerintah dan sektor terkait," ujar Marine, Jakarta, Selasa (16/3).
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Mengapa Hartono bersaudara melebarkan bisnis ke sektor properti? Belum puas bisnis tersebut, kakak beradik ini melebarkan sayap lagi ke bisnis properti.
-
Kenapa Indonesia rentan terhadap gempa bumi? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Bagaimana Ardhan Leemy memulai bisnis propertinya? Ia memulai usaha bisnis propertinya sendiri pada tahun 2020. Hasil komisi yang diterimanya sebagai seorang agen properti terus ia kumpulkan.
-
Kapan Ardhan Leemy memulai bisnis propertinya? Saat ini, di usianya yang menginjak 24 tahun, Ardhan Leemy telah menjelma menjadi seorang pengembang perumahan yang sukses. Ia memulai usaha bisnis propertinya sendiri pada tahun 2020.
-
Siapa yang membantu Endang mengembangkan karir di bidang properti? Dari situ perusahaan tempat ia bekerja berkembang pesat, yang menggerakan hati Endang untuk memiliki usaha sendiri.
Dampak lanjutan pandemi bagi para pencari rumah adalah penundaan transaksi properti mulai berkurang tapi makin banyak yang ragu untuk datang langsung ke lokasi melihat calon hunian. Sebanyak 52 persen responden mengaku menunda rencana pembelian propertinya.
"Meski besar, jumlah ini turun dari periode sebelumnya di mana 60 persen responden menunda rencana pembelian properti. Di saat yang sama, keraguan untuk berkunjung langsung juga meningkat. Di sinilah para pelaku industri properti harus memaksimalkan teknologi untuk menjangkau konsumen," jelas Marine.
Menurut Marine, adanya pandemi Covid-19 juga telah mempengaruhi bagaimana pencari rumah mendapatkan informasi tentang hunian yang akan dibeli. Sebagian besar responden lebih banyak menggunakan media sosial dan portal properti untuk mencari informasi properti yang diincar.
Sebanyak 77 persen responden menggunakan platform media sosial, 42 persen responden melalui portal properti daring, 37 persen responden melalui blog atau artikel daring dan 23 persen responden memanfaatkan tur virtual maupun video.
Kesimpulan
Marine menyimpulkan bahwa hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2021 menunjukkan bahwa konsumen bukannya tidak tertarik dengan properti, apalagi hunian merupakan kebutuhan. Hanya saja ada beberapa pergeseran sikap yang harus dijawab oleh pelaku industri.
Di sisi lain, Rumah.com Indonesia Property Market Index Q1 2021 menunjukkan bahwa sektor properti butuh perhatian karena indeks suplai yang terus meningkat dan indeks harga yang turun. Hal ini terlihat bahwa pandemi Covid-19 yang sudah setahun melanda Indonesia membuat dampak low season di sektor properti masih terasa.
"Sehingga serangkaian insentif pemerintah muncul di saat yang sangat dibutuhkan," kata Marine.
(mdk/bim)