Survei: Teknologi Go-Jek Bantu UMKM Naik Kelas & Usaha Membesar
Peningkatan volume dan omzet bisnis memacu mitra UMKM untuk terus mengembangkan usahanya. Hal ini ditunjukkan dari 85 persen responden UMKM yang menginvestasikan kembali pendapatannya dari Go-Food ke dalam usaha mereka.
Para pengusaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menilai layanan Go-Food dari Go-Jek sebagai mitra bisnis yang paling menguntungkan secara omzet. Ini terlihat dari hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang menunjukkan bagaimana Go-Food membantu meningkatkan omzet dan skala bisnis UMKM, serta persepsi positif UMKM terhadap kemitraan mereka dengan Go-Food.
Survei ini merupakan bagian dari penelitian LD FEB UI yang berjudul 'Dampak Go-Jek terhadap Perekonomian Indonesia pada Tahun 2018' yang dilakukan kepada 1.000 mitra UMKM Go-Food di 9 kota besar di Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa yang dijanjikan TikTok Shop kepada pelaku UMKM Indonesia? Perusahaan platform berbagi video pendek milik ByteDance ini menginvestasikan lebih dari USD 1,5 miliar atau sekitar Rp23,4 triliun, sebagai komitmen jangka panjang untuk berinvestasi mendukung operasional.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K. Walandouw memaparkan, penilaian UMKM ini didasarkan pada dampak positif yang dirasakan mitra UMKM yang bergabung dengan Go-Jek di layanan Go-Food, mulai dari kemitraan dengan Go-Food yang menguntungkan, peningkatan volume transaksi hingga kenaikan klasifikasi omzet usaha.
"Peningkatan klasifikasi omzet usaha ini menunjukkan UMKM yang bergabung dengan Go-Food mengalami perluasan pasar dan naik kelas, seperti dari mikro ke kecil dari kecil ke menengah. Dengan UMKM yang naik kelas dan usahanya membesar, maka mereka bisa menyerap tenaga kerja dan menyumbang lebih banyak kepada ekonomi daerah atau nasional," ujar Paksi.
Paksi memaparkan, peningkatan volume dan omzet bisnis memacu mitra UMKM untuk terus mengembangkan usahanya. Hal ini ditunjukkan dari 85 persen responden UMKM yang menginvestasikan kembali pendapatannya dari Go-Food ke dalam usaha mereka.
Terkait manfaat yang dirasakan mitra Go-Food, Paksi menjelaskan bahwa UMKM menilai positif prospek bisnis dengan Go-Food secara jangka panjang dibandingkan dengan layanan sejenis lainnya. Saat responden UMKM ditanyakan apa alasan utama mereka bergabung dengan Go-Food, berikut hasil temuan survey:
- 87 persen responden UMKM menilai layanan Go-Food lebih terpercaya dibandingkan kompetitor
- 87 persen responden UMKM menilai layanan Go-Food lebih aman dibandingkan kompetitor dan
- 90 persen responden UMKM bergabung menjadi mitra Go-Food karena Go-Food sudah ada lebih lama di Indonesia dibandingkan kompetitor.
"Penilaian positif dalam prospek bisnis jangka panjang menyiratkan kepercayaan UMKM kepada platform teknologi seperti Go-Jek yang membawa dampak positif berkelanjutan kepada bisnis mereka di tengah perubahan perilaku konsumen terutama di segmen generasi millenial dan generasi Z," tambah Paksi.
Paksi menambahkan, Brand awareness Go-Food yang telah terbangun dengan baik di mata pelanggan, membuat para UMKM semakin yakin usaha mereka bisa berkembang dengan Go-Food. Tidak hanya itu, aspek teknologi Go-Food yang dinilai lebih superior juga menambah keyakinan dan kepercayaan UMKM terhadap layanan pesan antar-makanan ini.
Keutamaan teknologi Go-Jek di bisnis pesan-antar makanan online yang dinilai paling menguntungkan oleh para responden UMKM, tercermin dari beberapa temuan dalam riset LD FEB UI yaitu:
- 92 persen responden UMKM bergabung karena layanan aplikasi manajemen merchant Go-Food yang memudahkan, khususnya teknologi yang memberikan informasi pesanan kepada merchant sebelum mitra driver datang, serta memberikan keleluasaan merchant untuk mengubah menu, harga, foto, dan jam operasional secara mandiri
- 92 persen responden UMKM bergabung karena kemudahan teknologi non-tunai Go-Pay, khususnya membebaskan dari kebutuhan menyediakan uang kembalian
- 87 persen responden UMKM bergabung karena teknologi keamanan Go-Food yang canggih, khususnya dengan menjamin keamanan transaksi dengan PIN antara mitra restoran dan mitra driver
- 87 persen responden UMKM bergabung karena teknologi pembayaran di tempat Go-Jek lewat teknologi QR Code Go-Pay dan
- 79 persen responden UMKM bergabung menjadi mitra karena teknologi Go-Food menyediakan layanan pencatatan transaksi digital.
Dampak positif dari fitur teknologi Go-Food juga langsung terlihat pada performa bisnis mitra UMKM, dari riset LD FEB UI ditemukan bahwa:
- 55 persen responden UMKM mengalami kenaikan klasifikasi omzet dari sejak mereka gabung Go-Food
- 72 persen responden UMKM mengalami kenaikan klasifikasi omzet setelah mereka menggunakan aplikasi khusus manajemen merchant Go-Food dan
- 93 persen responden UMKM mengalami peningkatan volume transaksi setelah mereka menggunakan aplikasi khusus manajemen merchant Go-Food.
Baca juga:
Gelar Hari Kuliner Nasional, Go-Food Bagi-Bagi Emas Batangan ke Pelanggan
Go-Jek Sebut Punya Jumlah Pengguna Aktif Bulanan Terbanyak Sepanjang 2018
Pernah Antar Sate Pesanan Jokowi, Driver GoJek ini Dapat Sepeda
Per Maret 2019, GO-JEK Buka 2 Juta Lapangan Kerja
Jokowi Bangga Go-Jek Jadi Decacorn Pertama di Indonesia