Tahun depan ekonomi membaik, waktunya BI turunkan BI Rate
Pertumbuhan ekonomi nasional akan membaik, diikuti tekanan inflasi yang jauh lebih rendah dibanding tahun ini.
Tahun depan diyakini sebagai tahun baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono memproyeksi ekonomi nasional bisa tumbuh 6 persen tahun depan.
"Pertumbuhan tahun ini memang 5,8 persen, karena memang tidak mungkin tumbuh di 6 persen. Tapi tahun depan masih ada kemungkinan tumbuh di angka 6 persen, paling jelek 5,9 persen,” papat Tony di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (19/11).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Bagaimana BRI menentukan skor Indeks Bisnis UMKM? Survei dilakukan di 33 provinsi, jumlah responden sebesar 7.047 debitur UMKM, margin of error ± 1,16%, metode sampling: stratified systematic random sampling, dan periode survei: 03 s.d. 19 Oktober 2023.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
Tony juga optimis inflasi tahun depan akan berada di kisaran angka 5,5 persen hingga 6 persen. Sebab, tahun depan pemerintah tidak mungkin kembali menerapkan kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diakui menjadi pemicu terdongkraknya inflasi tahun ini.
"Tahun depan tidak terjadi lagi inflasi sebesar tahun ini, 9 persen, di atas 8 persen lah. Pemerintah tidak punya beban kenaikan harga BBM. Tahun depan, inflasi 5,5 persen hingga 6 persen," papar Tony.
Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cukup optimis tahun depan, bisa menjadi stimulus bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sekaligus mendorong pertumbuhan kredit perbankan ke kisaran angka 20 persen.
"Dengan kondisi seperti ini, harapannya paling tidak BI rate 7 persen, syukur-syukur bisa di bawah itu. Ekspansi kredit bisa kembali normal dekati level 20-19 persen," ungkap Tony.