Tahun depan, Pertamina-Wika bikin pabrik aspal di Buton
Pabrik dengan nilai sekitar USD 100 juta ditargetkan beroperasi 2017.
PT Pertamina dan PT Wijaya Karya berencana bikin pabrik aspal di Lawele, Buton, Sulawesi Tenggara, Tahun depan. Pabrik dengan nilai investasi sekitar USD 100 juta atau setara Rp1,4 triliun (kurs Rp 14.244 per USD) ditargetkan beroperasi 2017.
Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen, mengatakan pabrik akan berdiri di lahan seluar 32,5 hektar. Adapun sumber pembiayaan sebanyak 30 persen berasal dari patungan Pertamina dan Wika. Sisanya, berutang pada perbankan.
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Siapa yang menjadi Dirut Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
Di perusahaan patungan tersebut, kata Arifin, Pertamina bakal menjadi pemegang saham mayoritas.
"Karena Pertamina merupakan pemain utama di bisnis beton. Tidak ada produsen lain yang besar di Indonesia selain Pertamina," ujarnya, Jakarta, Rabu (9/9).
Saat ini, Pertamina sudah memasok aspal sekitar 600 ribu ton per tahun. Sementara, Wika Bitumen menguasai konsesi aspal di Lawele.
"Tadinya konsesi ini milik PT Sarana Karya yang kemudian kami akuisisi dan ganti namanya menjadi Wika Bitumen," jelas dia.
Di awal operasi, pabrik akan memiliki kapasitas produksi sebanyak 50 ribu-300 ribu ton aspal per tahun. Nantinya, pabrik masih akan fokus memenuhui kebutuhan aspal dalam negeri yang mencapai 1,2 juta ton per tahun.
"Sebanyak 70 persen kebutuhan dalam negeri masih impor, sedangkan 30 persen diproduksi oleh Pertamina," katanya. "Jadi, kami fokus menggantikan impor dulu sebab pangsa pasar dalam negeri saja sudah besar sehingga kita harap aspal Buton dapat menggantikan separuh impor," ungkapnya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan bakal memanfaatkan produksi aspal Buton. Pulau Buton diyakini menyimpan cadangan aspal sebanyak 660 juta ton.
"Dosa kalau kami tidak manfaatkan aspal Buton ini. Intinya, berapapun yang diproduksi, kami siap serap dan pakai."
(mdk/yud)